Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsumsi Cabai Turunkan Risiko Kanker dan Kematian Dini

Kompas.com - 13/12/2015, 09:09 WIB
Lily Turangan

Penulis

KOMPAS.com - Selamat bagi Anda yang suka pedas. Beberapa studi membuktikan bahwa capsaicin - komponen aktif di dalam  cabai dapat mendorong regenerasi sel-sel di dalam tubuh menjadi lebih aktif. Inilah mengapa  mengonsumsi cabai telah dikaitkan dengan penurunan risiko kematian dini dan bahkan mungkin kanker.

"Intinya adalah bahwa setiap jenis bahan nabati yang Anda konsumsi akan meningkatkan kesehatan Anda," ahli gizi David Popovich dari Massey University di Selandia Baru. "Tapi cabai benar-benar bermanfaat bagi Anda."

Popovich telah menyelidiki mekanisme  capsaicin dalam memperlambat pertumbuhan sel kanker di laboratorium. Pada tahun 2006, para peneliti menemukan, bahwa capsaicin dosis tinggi  dapat memperlambat pertumbuhan sel kanker prostat pada tikus hingga 80 persen, dan hanya meninggalkan sel-sel sehat saja.

Beberapa bulan yang lalu, tim terpisah menunjukkan untuk pertama kalinya bagaimana senyawa pedas ini mampu mengikat sel-sel kanker dan memicu perubahan struktur internal mereka.

Belum diketahui secara persis bagaimana capsaicin berinteraksi dengan sel-sel kanker untuk memperlambat pertumbuhan mereka. Para ilmuwan mengamati, capcaisin bekerja dengan cara mengikat membran luar sel kanker dan masuk ke dalamnya.

Nampaknya, hal ini memicu perubahan kimia di permukaan sel. "Jika jumlah capcaisin cukup besar, membran akan benar-benar terpisah.

Popovich telah mengamati pertumbuhan sel kanker yang melambat di laboratoriumnya. Hipotesis yang paling populer untuk menjelaskan apa yang terjadi di sini adalah bahwa capsaicin mendorong terjadinya proses yang dikenal sebagai apoptosis atau sel mati terprogram untuk segera berganti dengan sel baru.

Pada dasarnya, ini seperti bunuh diri sel untuk kepentingan membersihkan sel-sel yang tidak lagi diperlukan.

"Cara ini, menurut para ilmuwan, adalah alasan mengapa capsaicin dan senyawa aktif lain di dalam makanan nabati dapat mencegah pertumbuhan sel-sel kanker; yaitu dengan mendorong proses apoptosis," kata Popovich.

Sementara beberapa peneliti sedang menyelidiki potensi membuat obat kanker baru dari capsaicin,  José de Jesús Ornelas-Paz dari Pusat Penelitian Makanan dan Pembangunan di Meksiko mengatakan,  manfaat nyata cabai tidak hanya datang dari senyawa capsaicin, tapi dari keseluruhan bahan aktif di dalam cabai.

"Senyawa pedas adalah senyawa bioaktif," katanya. "Mencampur, memotong dan memasaknya dapat meningkatkan jumlah senyawa yang terlepas dari cabai, sehingga jumlah yang terserap oleh tubuh juga meningkat."

Menurut Ornelas-Paz, karena capsaicin merupakan senyawa yang larut dalam lemak,  Anda harus mengonsumsinya dengan sedikit lemak atau protein untuk mengoptimalkan penyerapannya.

Pada bulan Agustus lalu, tim dari Harvard University  menerbitkan hasil studi yang menilai kesehatan hampir setengah juta orang dewasa Cina.

Mereka menemukan, bahwa mereka yang mengonsumsi makanan pedas enam atau tujuh kali seminggu memiliki risiko kematian dini 14 persen lebih rendah daripada mereka yang jarang mengonsumsi makanan pedas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Rasa Asam Belum Tentu Tanda Kandungan Vitamin C Tinggi, Ini Penjelasan Ahli Gizi
Rasa Asam Belum Tentu Tanda Kandungan Vitamin C Tinggi, Ini Penjelasan Ahli Gizi
Health
Bukan Maag Biasa, Kang Seo Ha Meninggal karena Kanker Lambung: Ini Bedanya
Bukan Maag Biasa, Kang Seo Ha Meninggal karena Kanker Lambung: Ini Bedanya
Health
Kang Seo Ha Meninggal karena Kanker Lambung, Kenali Gejala dan Faktor Risikonya
Kang Seo Ha Meninggal karena Kanker Lambung, Kenali Gejala dan Faktor Risikonya
Health
Waspada Varian Baru Covid-19 XFG, Sudah Tersebar di 38 Negara
Waspada Varian Baru Covid-19 XFG, Sudah Tersebar di 38 Negara
Health
Yunita Ababiel Meninggal Dunia, Ini Penyebab dan Bahaya Kanker Payudara
Yunita Ababiel Meninggal Dunia, Ini Penyebab dan Bahaya Kanker Payudara
Health
Yunita Ababiel Meninggal karena Kanker Payudara, Ini Gejala Awal yang Perlu Diwaspadai
Yunita Ababiel Meninggal karena Kanker Payudara, Ini Gejala Awal yang Perlu Diwaspadai
Health
Robot Medis Pertama Lakukan Operasi Realistis Secara Mandiri dengan Akurasi 100 Persen
Robot Medis Pertama Lakukan Operasi Realistis Secara Mandiri dengan Akurasi 100 Persen
Health
Kapan Waktu Terbaik untuk Mandi: Pagi atau Malam Hari? Ini Penjelasan Ahli
Kapan Waktu Terbaik untuk Mandi: Pagi atau Malam Hari? Ini Penjelasan Ahli
Health
Kenali Apa Itu Weil's Disease, Komplikasi Berat Akibat Leptospirosis
Kenali Apa Itu Weil's Disease, Komplikasi Berat Akibat Leptospirosis
Health
Kenali Komplikasi Berat Leptospirosis, Bisa Sebabkan Kematian
Kenali Komplikasi Berat Leptospirosis, Bisa Sebabkan Kematian
Health
Kapan Harus Periksa ke Dokter Saat Curiga Leptospirosis? Ini Tandanya
Kapan Harus Periksa ke Dokter Saat Curiga Leptospirosis? Ini Tandanya
Health
Leptospirosis Mengintai Saat Musim Hujan, Ini Gejala Awalnya
Leptospirosis Mengintai Saat Musim Hujan, Ini Gejala Awalnya
Health
Waspada Genangan Air, Ini Cara Leptospirosis Menular ke Manusia
Waspada Genangan Air, Ini Cara Leptospirosis Menular ke Manusia
Health
Telinga Berdenging Usai Pakai Headset? Waspadai Tuli Akibat Bising...
Telinga Berdenging Usai Pakai Headset? Waspadai Tuli Akibat Bising...
Health
Lingkungan Kotor dan Malas Bergerak, Bisa Picu Penyakit Akibat Kemarau Basah
Lingkungan Kotor dan Malas Bergerak, Bisa Picu Penyakit Akibat Kemarau Basah
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau