Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/12/2015, 16:40 WIB

Di sekitar pemondokan ini banyak terdapat warung makan, gerai fotokopi, dan kedai internet yang terlihat kurang bersih dan teratur.

Kepala UPT Dramaga Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Fitriani Tjiptoputranti mengatakan, kondisi seperti itu bisa memicu munculnya berbagai penyakit, termasuk hepatitis A.

Menurut ahli gastroenterologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Ari Fahrial Syam, berdasarkan pengalaman selama ini, kasus hepatitis A banyak terjadi di akhir kemarau memasuki musim hujan. Itu terutama terjadi jika higienitas pangan dan kesehatan lingkungan buruk.

Selain itu, kemungkinan kejadian pada populasi yang tinggal di tempat sama, seperti asrama, lebih besar dibandingkan di tempat kerja.

Ari menambahkan, hepatitis A adalah infeksi organ hati yang disebabkan virus hepatitis A. Virus hepatitis A terdapat pada feses pasien yang terinfeksi. Makanan dan minuman menjadi media utama penyebab penularan virus ini, selain kontak langsung.

Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan M Subuh, Minggu, menyampaikan, yang perlu dilakukan setelah kejadian luar biasa hepatitis A di IPB adalah memperbaiki higienitas pangan dan lingkungan.

"Hal terpenting sekarang, memperbaiki higienitas pangan dan lingkungan, seperti akses air bersih pada asrama dan tempat pengolah makanan. Di samping itu, perilaku hidup bersih dan sehat dengan selalu mencuci tangan memakai sabun pada air mengalir juga perlu dilakukan," ucapnya.

Wakil Rektor IPB Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Yonni Kusmaryono mengatakan, semua kantin telah diminta untuk meningkatkan kebersihan lingkungan, terutama memastikan makanan yang dijual terjamin bersih, aman, dan sehat.

Kalangan pengelola kantin juga membenarkan, sejak merebak pemberitaan mahasiswa terkena hepatitis A, mereka diminta lebih memperhatikan kebersihan.

"Supaya mahasiswa enggak terlalu ketakutan, kami tingkatkan kebersihan," kata Nur Alfiah, pengelola Kantin Sehat & Murah, yang bersubsidi mahasiswa. (AMBROSIUS HARTO/ADHITYA RAMADHAN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com