Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/12/2015, 11:46 WIB
KOMPAS.com – Stroke merupakan serangan otak yang timbulnya mendadak akibat pecah atau tersumbatnya pembuluh darah otak yang bisa berakibat kematian.

Meskipun demikian, deteksi dini bisa dilakukan untuk mengetahui adanya kelainan di pembuluh darah yang bisa menyebabkan stroke.

Tes yang direkomendasikan untuk mendeteksi stroke adalah DSA (Digital Substraction Angiography). Ini merupakan pemeriksaan pembuluh darah otak untuk melihat aliran di pembuluh darah arteri sampai ke jaringan vena secara langsung dan terus menerus melalui alat angiografi atau kateterisasi.

Menurut penjelasan dr.Jacub Pandelaki, dokter spesialis radiologi intervensi, DSA dilakukan dengan memasukkan kateter atau selang berukuran sangat kecil ke tubuh pasien lewat pembuluh darah di kaki. Kemudian dokter akan menyemprotkan cairan kontras agar bisa terpantau oleh alat X-ray.

“Setelah disuntikkan cairan kontras, pembuluh darah dapat terlihat dari gambaran tulang dan sekitarnya," katanya.

Jacub mengatakan, hampir semua pembuluh darah di tubuh bisa diperiksa dengan DSA. Dengan kata lain, metode ini juga bisa mendeteksi penyakit lain yang berhubungan dengan pembuluh darah.

Tes DSA disarankan untuk pasien yang memiliki gejala atau faktor risiko tinggi, seperti perokok, menderita diabetes, atau tekanan darah tinggi.

"Kalau ada kelainan yang mencurigakan, bisa dilakukan pemeriksaan DSA," ujar dokter yang berpraktik di RS Bethsaida Serpong Tangerang Selatan ini.

Untuk kelainan pembuluh darah di otak, tingkat akurasi pemeriksaan ini mencapai 98 persen "Asal dilakukan ahlinya,” katanya

Efek samping yang mungkin timbul, menurut Jacub, antara lain alergi akibat cairan kontras berupa rasa mual atau gatal-gatal. Sementara itu akibat dari penusukan jarum di pembuluh darah kaki bisa menyebabkan bengkak karena umumnya pasien ingin cepat-cepat bisa berjalan.

Satu kali pemeriksaan DSA membutuhkan biaya sekitar Rp 15-20 juta.  (Gibran Linggau)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com