Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/12/2015, 16:15 WIB

KOMPAS.com - Para peneliti menemukan fakta, bahwa otak kita merespon semangat Natal. Apa saja kah yang terjadi di otak saat kita melakukan kegiatan-kegiatan di hari Natal? Inilah reaksi otak kita terhadap hari Natal:

Saat memberi kado Natal

Ya, sangat menyenangkan jika kita mendapat kado dari orang lain. Namun, studi di 2006 menunjukkan, bahwa  saat memberikan kado ke orang lain, otak kita merespons dengan rasa senang sama seperti ketika kita menerima kado dari orang lain. Artinya, memberi juga membuat kita bahagia. Sama-sama menyenangkan seperti  menerima.

 

Saat berkumpul bersama keluarga

Reaksi otak kita di hari Natal, juga terjadi saat kita berkumpul bersama keluarga. Menghabiskan waktu bersama mereka membuat kita bersyukur.

Sebuah studi yang dipublikasikan pada September menemukan fakta bahwa ketika kita bersyukur, ada peningkatan aktivitas di anterior cingulate cortex dan medial prefrontal cortex di otak. Kedua bagian itu berkaitan dengan proses emosional, interaksi sosial dan kebaikan moral.

“Rasa syukur menghasilkan kebaikan pada orang sekitar, sehingga meningkatkan kesehatan mental yang terkait dengan tingkah laku sosial,” kata dr. Antonio Damasio, pemimpin penelitian ini yang juga profesor saraf dan psikologi dari University of Southern Carolina.

 

Saat stres menyiapkan pesta Natal

Hari Natal memang menyenangkan. Namun terkadang, ada hal yang membuat stres seperti saat kita sibuk menyiapkan pesta Natal.

Faktanya, sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh American Psychological Assosiation di tahun 2008 menunjukkan, bahwa 8 dari 10 orang Amerika mengalami stres saat hari libur.

Ketika stres, otak mengeluarkan enzim yang menyerang molekul di hippocampus – bagian otak yang berhubunan dengan emosi dan memori. Mungkin, itulah sebabnya mengapa kita mudah marah saat sedang panik.

 

Saat mengonsumsi kue Natal yang manis

Sangat sulit menolak berbagai makan manis dan kue-kue cantik di hari Natal. Saat kita mencicipi kue itu, rasa manis dapat mengirim sinyal dari lidah ke cerebral cortex di otak yang mengaktifkan “sistem imbalan”.

Pada dasarnya, mengaktifkan sistem imbalan di otak tidak membuat masalah. Namun, jika sistem itu diaktifkan secara berlebihan dan sangat sering, otak akan memerintahkan tubuh untuk mengonsumsi makanan manis lebih banyak. Hal itu tentunya tidak baik untuk kesehatan kita.

 

Saat musim dingin

Di beberapa negara, Natal berbarengan dengan musim salju. Terkadang, cuaca dingin itu menyebabkan mereka jadi lebih muram di hari Natal.

Gejala itu merupakan hasil dari gangguan afektif musiman – gangguan depresi yang terjadi di musim-musim tertentu, seperti pada musim gugur dan musim dingin.

Pada 2014, para peneliti mengatakan, zat kimia yang menyebabkan gangguan itu meningkatkan jumlah protein pada transporter serotonin (SERT) di syaraf sehingga memengaruhi mood kita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com