Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/01/2016, 15:07 WIB
Dian Maharani,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber The Mirror

KOMPAS.com - Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan, ibu yang depresi dapat memiliki anak perempuan yang juga berpotensi mengalami depresi. Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Neuriscience menunjukkan, bagian otak yang mengontrol emosi dapat menurun dari ibu ke anak perempuannya.

Peneliti mengamati struktur sirkuit otak atau yang dikenal dengan sistem corticolimbic terhadap 35 keluarga. Sistem corticolimbic merupakan bagian otak yang mengatur emosional seseorang, seperti gangguan suasana hati hingga depresi.

Para peneliti menggunakan scan MRI scanning untuk mengukur grey matter volume (GMV) dalam sistem corticolimbic antara orangtua dan anak. Hasilnya, GMV antara ibu dan anak perempuannya pengaruhnya lebih signifikan dibanding ayah dan anak perempuannya.

Sementara itu, peneliti dari University of California, San Francisco, Fumiko Hoeft mengatakan, depresi yang dialami anak perempuan tentu bukan hanya ditentukan oleh faktor keturunan dari ibu. Bisa juga karena faktor lingkungan sosial.

"Temuan ini bukan berarti ibu adalah orang yang paling bertanggung jawab jika anak perempuannya mengalami depresi," kata Fumiko.

Namun, penelitian ini belum mendalami lebih lanjut apakah depresi ditunkan dari ibu saat hamil atau setelahnya. 

Dalam penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, anak perempuan lebih menunjukkan perubahan struktur otak bagian emosi dibanding anak laki-laki ketika ibu stres saat hamil.

Peneliti melihat perubahan pada amigdala seorang anak yang ibunya depresi. Amigdala adalah bagian otak yang mengendalikan emosi dan kondisi stres. Peneliti mengimbau wanita menghindari stres hingga depresi saat hamil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com