KOMPAS.com - Anak yang lahir dari ibu dengan obesitas dan diabetes lebih berisiko mengalami autisme, hasil dari studi terbaru.
Para peneliti menemukan, anak-anak yang masuk dalam studi yang dilahirkan dari wanita dengan obesitas sebelum kehamilan hampir dua kali lebih mungkin didiagnosis dengan autisme pada usia 6 tahun, dibandingkan dengan anak-anak yang lahir dari ibu dengan berat badan normal sebelum kehamilan.
Dan bayi-bayi ang dilahirkan dari ibu dengan diabetes sebelum kehamilan, juga dua kali lebih mungkin didiagnosis dengan autisme pada usia 6 tahun, dibandingkan dengan anak-anak yang lahir dari ibu tanpa diabetes.
Namun, anak-anak yang lahir dari ibu dengan obesitas dan diabetes menunjukkan risiko terbesar. Anak-anak ini hampir empat kali lipat lebih mungkin didiagnosis dengan autisme pada usia 6 tahun, dibandingkan dengan anak-anak yang lahir dari ibu yang tidak memiliki obesitas dan diabetes.
“Studi baru menyoroti potensi bahwa autisme dimulai sebelum kelahiran, di dalam rahim,” kata penulis studi M. Daniele Fallin, ketua departemen kesehatan mental di Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health, Baltimore.
Dalam studi tersebut, para peneliti mengamati tingkat autisme dan cacat intelektual pada sekitar 2.700 anak-anak.
Para peneliti juga melihat berat badan ibu pra kehamilan dan diperiksa apakah ibu menderita diabetes sebelum atau selama kehamilan. Para peneliti mengumpulkan data mereka dari catatan medis dan wawancara dengan para ibu.
Dari semua anak-anak dalam penelitian ini, 102 anak didiagnosis autisme dan 137 anak didiagnosis cacat intelektual selama enam tahun masa penelitian.
Para peneliti juga menemukan bahwa anak-anak yang lahir drai ibu dengan obesitas dan diabetes juga memiliki peningkatan risiko cacat intelektual, dibandingkan dengan bayi yang lahir dari ibu tanpa obesitas dan diabetes.
Mekanisme yang menghubungkan ibu obesitas dan diabetes dengan risiko anak autis masih belum jelas, kata para peneliti.
Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa obesitas dan diabetes dapat mengganggu fungsi sistem kekebalan tubuh ibu dan selanjutnya dapat berpengaruh memberi kontribusi pada perkembangan autisme pada anak, ungkap para peneliti.
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa besitas dan diabetes keduanya juga dapat meningkatkan peradangan dalam tubuh ibu hamil, sehingga dapat berdampak pada perkembangan janin, termasuk jaringan otak yang berperan pada munculnya autisme pada anak.
“Mekanisme lain yang mungkin terjadi, berhubungan dengan folat, ada bukti yang muncul bahwa suplemen folat merupakan faktor protektif untuk autisme,” kata Fallin.
Penelitian telah menunjukkan bahwa obesitas dapat mengganggu penyerapan folat. Karena itu, jika seorang wanita kelebihan berat badan, tubuhnya jauh lebih sulit mengolah bahan kimia, sehingga dapat berkontribusi terhadap peningkatan risiko autisme pada janin.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.