Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Siklus Hidup Nyamuk Aedes Aegypti Penyebar DBD

Kompas.com - 04/02/2016, 15:57 WIB
Lily Turangan

Penulis

Larva jantan berkembang lebih cepat daripada betina, sehingga lebih cepat berubah menjadi menjadi kepompong.

Ini juga wajib menjadi perhatikan: Jika suhu dingin, larva Aedes aegypti dapat bertahan selama berbulan-bulan selama pasokan air memadai. Pastikan tidak ada pasokan air untuk perkembangan larva di sekitar Anda.

Pupa
Setelah instar keempat, larva memasuki tahap pupa. Pupa dapat berpindah-pindah tempat dan menanggapi rangsangan.

Pupa tidak perlu makan dan memakan waktu sekitar dua hari untuk berkembang menjadi nyamuk.

Nyamuk dewasa muncul dengan cara menelan udara untuk memperluas ukuran perutnya, sehingga kepompong terbuka dan muncullah kepala nyamuk sebelum terbang ke udara.

Awasi 10 tempat ini!
Menurut situs edukasi publik mengenai DBD milik pemerintah Singapura, ada lima tempat baik di dalam maupun di luar rumah yang wajib Anda waspadai. Pastikan tempat-tempat di bawah ini bebas air tergenang.

Di dalam rumah
1. Kontainer domestik atau barang apapun berbentuk wadah yang ada di dalam rumah Anda. Misalnya gelas, piring, toples, mangkuk, ember, kaleng, botol, tray dispenser, dan lain sebagainya.

2. Pot atau jambangan dan tray bunga atau tanaman hias. Di bawah pot, biasanya ada tray dan di dalam tray itu biasanya ada air tergenang.

3. Kontainer ornamental atau hiasan rumah berbentuk wadah yang dapat menampung air.

4. Tanaman. Tanaman yang tumbuh di atas tanah juga wajib Anda awasi. Tanah yang keras berpotensi memiliki cekungan tempat air menggenang. Lubang-lubang atau lekukan di pohon juga sebaiknya Anda tengok apakah ada air di situ.

5. Tempat cuci piring, tempat cuci tangan, bagian dapur yang basah.

Di luar rumah
1. Sampah kontainer domestik.

2. Saluran air yang tertutup.

3. Tanaman di halaman dan sekitar rumah serta tanah di sekitarnya.

4. Daun-daun berukuran besar yang jatuh ke tanah, bisa juga menjadi wadah penampung air.

5. Selokan atau got di depan atau sekitar rumah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com