Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berbagai Jenis Infeksi yang Bisa Menular Lewat Seks Oral

Kompas.com - 21/02/2016, 21:09 WIB
Lily Turangan

Penulis

Sumber netdoctor

KOMPAS.com - Beberapa hari lalu, penyanyi dangdut Saipul Jamil menjadi tersangka kasus pelecehan seksual pada seorang remaja pria. Diduga, Saipul memaksa melakukan seks oral pada saat remaja itu sedang tidur.

Bagaimana kelanjutan proses hukumnya, itu tentu menjadi wewenang aparat hukum. Namun demikian, ada baiknya kita tahu apa risiko yang bisa terjadi jika melakukan seks oral yang tidak aman.

Seks oral banyak dipraktikkan, tidak hanya oleh kalangan homoseksual tapi juga oleh heteroseksual.

Berdasarkan data National Sexual Attitudes and Lifestyle (NATSAL) pada Desember 2013, mayoritas orang dari semua golongan umur dewasa (kecuali yang berumur 65 tahun ke atas), kadang melakukan seks oral. Sebanyak 71 persen orang di rentang usia 16-24 tahun melakukan seks oral tahun kemarin dan 80 persen orang di usia 25-34, mengaku melakukan hal yang sama.

Pada beberapa orang, seks oral berguna untuk membantu wanita mencapai klimaks dan pria mendapat ereksi.

Sekitar tahun 2010, muncul kekhawatiran serius mengenai risiko infeksi human papilloma virus (HPV) di area tenggorokan yang bisa memicu kanker, lewat seks oral yang berisiko. Pada 2013, penelitian ilmiah mengonfirmasi hal tersebut.


Risiko infeksi HIV
HIV yang adalah virus penyebab AIDS juga bisa menular lewat seks oral, walau angka kejadiannya tidak terlalu banyak.

Baik fellatio (seks oral ke penis) maupun cunnilingus (seks oral ke vagina), keduanya dapat menjadi media penularan HIV. Namun demikian, seks oral terhitung lebih aman dibanding seks anal atau vaginal.

- Luka terbuka di area mulut dapat meningkatkan risiko infeksi HIV.

- Seks oral lebih berisiko dibanding seks nonpenetratif (ciuman, masturbasi mutual).

- Pada fellatio, jika pria tidak ejakulasi, risiko infeksi akan berkurang.

- Pada cunnilingus, risiko akan bertambah jika pihak wanita sedang menstruasi.

- Belum ada cukup bukti yang menyatakan, bahwa mencuci mulut bisa mengurangi penularan HIV lewat seks oral.

- Penggunaan kondom bisa mengurangi risiko, tapi bukan meniadakannya sama sekali.


Infeksi lainnya
Selain HIV dan HPV, seks oral yang tidak aman (dengan orang yang sudah terinfeksi, tidak memakai pengaman dan berganti-ganti pasangan) juga bisa menjadi media penularan infeksi jenis lain, antara lain adalah:

Gonorrhoea
Gonorrhoea bisa menular ke tenggorokan selama aktivitas seks oral, terutama fellatio.

Sifilis
Lesi sifilis biasanya muncul di area genital dan anus. Tapi kadang ada juga di bibir sebagai hasil dari seks oral yang berisiko.

Chlamydia
Chlamydia trachomatis juga ditemukan di tenggorokan, diduga kuat menular karena seks oral. Chlamydia yang ditemukan di tenggorokan, mulut dan hidung bisa memicu infeksi lain terutama infeksi mata.

Infeksi yang ditularkan oleh seks oro-anal
Kontak antara mulut dengan anus bisa menularkan berbagai kuman penyakit yang biasa hidup di saluran/lubang pembuangan kotoran tersebut. Kuman-kuman tersebut antara lain adalah Salmonella, Shigella dan Campylobacter.

Shigella dapat menyebabkan kram perut, diare dan demam. Salmonella menyebabkan diare akut, begitupun dengan Campylobacter.

Seks oral yang tidak aman juga berisiko menularkan virus Hepatitis A (sering ditemukan di tinja orang yang terinfeksi), Hepatitis B dan C. Biasanya, virus Hepatitis B ditemukan di cairan semen, darah dan ludah.

Pada 2013, studi di Amerika Serikat melaporkan risiko penularan virus Hepatitis C lewat berbagai aktivitas seks, termasuk seks oral. Kasusnya tidak banyak, tapi risiko akan meningkat kalau Anda terbukti positif HIV.

Threadworms, atau cacing kerawit diketahui juga pernah menular lewat aktivitas seks oro-anal. Tidak menutup kemungkinan penularan cacing jenis lain.

Selain itu, Infeksi Herpes simplex virus (HSV) atau biasa disebut herpes saja, bisa juga menular lewat seks oral. Herpes menyebabkan perlukaan di area genital dan oral.

HSV juga menyebabkan pharyngitis atau peradangan tenggorokan yang disertai luka yang khas. HSV sangat menular dan biasanya ditularkan melalui aktivitas seks. Jika Anda memiliki luka berisi cairan (cold sore) di bibir, mulut dan tenggorokan, disarankan untuk tidak melakukan seks oral dan berciuman dengan orang lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com