Semua itu berawal dari bocah 8 tahun yang dilarikan ke sebuah rumah sakit di Warsaw, Polandia. Bocah laki-laki itu ditemani orangtuanya setelah mereka menonton sirkus.
"Sekitar 30-45 menit setelah pertunjukan sirkus, bocah itu mengeluhkan gatal di kulit serta sensasi terbakar pada matanya, diikuti dengan hidung berair. Gejala-gejala itu terjadi beberapa menit setelah hewan pertama muncul di panggung," tulisnya.
Dokter tersebut menduga, bocah yang setelah dites positif memiliki alergi kucing, mengalami reaksi alergi pada kucing di sirkus.
"Gejalanya menjadi parah ketika pertunjukan singa yang sudah jinak," lanjutnya.
Selama ini orang yang memiliki alergi memang disarankan menghindari alergen seperti debu, kucing, atau makanan tertentu. Tetapi mereka tidak pernah diberitahu untuk menghindari kontak dengan kucing besar di kebun binatang atau pertunjukan sirkus.
Lantas, mengapa seseorang bisa alergi kucing dan juga singa? Hal ini terjadi karena semua kucing melepaskan sel kulit mati.
Pada kucing rumah, ada protein tunggal di sel kulit matinya yang disebut "Fel d1". Protein tersebut menyebabkan alergi dan mata berair.
Fel d1 dilepaskan dari liur dan kulit kucing. Ketika kucing menjilati tubuhnya, Fel d1 itu terbang ke udara dan mengiritasi orang yang sensitif.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.