Satu hal yang membuat hati saya tentrem dan kemudian merasa harus istiqomah untuk mengikuti program ini adalah pernyataan dari Dokter Monica, yaitu pentingnya misi perusahaan bagaimana mengembalikan karyawan saat pensiun ke keluarganya dalam kondisi sehat.
Jangan sampai, investasi yang telah dipupuk saat muda habis digunakan untuk berobat di hari tua. Siap, Dokter! Kami siap mengikuti jalan "wellness".
Tiga hal yang ditekankan: manajemen makan, sensasi olahraga, dan pengelolaan bebas stress. Saya dan mungkin sebagian orang yang selama ini tak peduli bahayanya gorengan, akan dididik memilih makanan yang sehat, diajari cara berolahraga yang benar, hingga bagaimana lepas dari stress.
Di hari pertama ini, kami juga diperkenalkan dua aplikasi di telepon seluler untuk menunjang program "wellness". Kelak, akan saya bahas bagaimana penggunaann aplikasi ini.
Rabu (2/3/2016) hari ini, kami akan memasuki kelas kembali di hari kedua. Salah satu materinya adalah membuka sekat mental atau mental blocks. Sesi ini akan berusaha membuka benteng resistensi para peserta agar terbuka lebar dan mau menjalankan program "wellness" ini.
Konon katanya, resistensi dan belum siapnya mental menjadi faktor utama keberhasilan program ini. Resistensi ini di hari pertama sebenarnya sudah mulai runtuh.
Peserta yang tadinya ogah-ogahan, seperti saya, mulai mau memperhatikan presentasi narasumber. Salah satu narasumber yang menyegarkan mental kita akan pentingnya hidup dengan makanan sehat adalah Yovi Yoanita, seorang praktisi antiaging.
Dokter Yovi memaparkan bagaimana pola makanan sehat untuk hidup sehat dan memperlambat penuaan. Tulisan soal antiaging ini akan kami buat terpisah.
Setelah pendidikan ini, peserta akan dilepas ke realitas dunia yang penuh godaan. Selama 66 hari, iman para peserta akan diuji untuk hanya memilih makanan yang sehat dan harus taat menepati jumlah kalori yang telah diukur. Aiih, terbayang sudah bagaimana beratnya!
Nantinya tak akan ada lagi junk-food, makanan gorengan kesukaan, jeroan, hingga sop konro pujaan banyak pria. Bahkan kerupuk putih dalam toples kaleng yang selalu menemani di saat makan itu pun dianjurkan untuk dihentikan. Cookies, cake, cokelat, nasi putih, bakwan? Oh...Tuhan kuatkan iman kami.
Setelah 66 hari, barulah nanti akan ada tes akhir dan perayaan kelulusan. Apakah kami bisa mencapai target dan bisa lulus semua? Tunggu 66 hari ke depan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.