Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/03/2016, 13:06 WIB
KOMPAS.com - Hampir semua produk perawatan tubuh yang kita pakai memiliki kandungan antibakteri, mulai dari shampo, pasta gigi, hingga sabun cuci tangan. Tetapi, menurut riset penggunaan sabun antibakteri justru membahayakan.

Salah satu yang menjadi keprihatinan para ahli dari gaya hidup serba higienis adalah kesehatan kita menjadi lebih rentan karena mikroba alami di kulit kita tersingkir.

"Kita hidup dalam dunia bakteri dan mayoritas dari bakteri itu tidak berbahaya dan menguntungkan. Hanya sedikit yang berbahaya," kata Dr.Martin Blaser, ahli mikrobiologi dan penulis buku Missing Microbes: How the Overuse of Antibiotics Is Fueling Our Modern Plagues.

Blaser menjelaskan, penggunaan berlebihan produk antibakteri di rumah, terutama jika ada bayi dan balita, harus dihindari.

"Usia dini adalah waktu yang penting untuk membangun imunitas, metabolisme, dan pengenalan. Ada banyak bukti-bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa bakteri adalah bagian dari perkembangan," katanya seperti dikutip Time.com.

Menghilangkan sebagian bakteri tersebut tentu berpengaruh pada perkembangan imunitas anak. Salah satunya adalah anak lebih rentan alergi.

Salah satu zat antibakteri yang dulu banyak dipakai di produk sabun dan pembersih adalah triklosan.

Menurut penelitian, penggunaan produk mengandung trikolosan justru memicu penyebaran dan membuat bakteri justru lebih kuat. Zat kimia ini juga bisa berinteraksi dengan hormon tubuh.

Beberapa produk saat ini memang tak lagi menggunakan zat antibakteri tersebut.

Produk mengandung antibakteri memang efektif untuk menghilangkan kuman, terutama jika di sekitar kita banyak orang yang sedang sakit atau saat kita akan mengolah makanan.

"Kuman tifoid dan juga hepatitis A sangat mudah menular lewat makanan yang tercemar. Misalnya saja saat kita lupa cuci tangan setelah buang air besar," kata dr.Grace Ciela, MKK, professional relation PT.Unilever Indonesia.

Ia mengatakan, penggunaan sabun dan air mengalir merupakan cara yang efektif untuk menghilangkan kuman sampai 90 persen.

Penelitian juga mengungkapkan, mencuci tangan dengan sabun biasa memang bisa menghilangkan kuman, tetapi kuman tersebut akan dengan cepat pula berkembang biak.

Grace menjelaskan, pendapat tentang bahaya sabun antibakteri masih kontroversial dan belum disimpulkan. "Masih pro dan kontra," katanya.

Selian itu, menurut UNICEF, Indonesia merupakan satu dari 15 negara dengan jumlah tertinggi kematian balita akibat diare dan infeksi saluran pernapasan.

Kebiasaan sederhana seperti membersihkan diri dengan sabun terbukti efektif menekan angka penularan penyakti sampai 47 persen.

Oleh karenanya, bijaksana dalam menggunakan produk antibakteri mungkin menjadi kunci dalam menjaga kesehatan.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau