KOMPAS.com - Para peneliti dari University of Granada melakukan meta-analisis dari 29 studi sebelumnya, di mana mereka melihat perubahan dalam sel responden yang mengalami depresi selama sebelum dan setelah menjalani pengobatan antidepresan, lalu membandingkannya dengan responden yang sehat.
Secara khusus, peneliti melihat tingkat malondialdehid—yaitu penanda biologis dalam tubuh yang menunjukkan kerusakan sel dan stres oksidatif—dan menemukan hubungan antara depresi dan peningkatan kadar senyawa tersebut. Sementara itu, diketahui pula bagaimana depresi dan stres oksidatif saling berkaitan dan terhubung.
Stres oksidatif sendiri terjadi ketika tubuh berjuang keras untuk membersihkan radikal bebas, yaitu molekul yang dapat mengubah protein, lipid dan DNA dalam tubuh secara negatif dan memicu sejumlah penyakit.
Sebelum pengobatan, orang yang depresi memiliki tingkat malondialdehid yang tinggi, rendahnya tingkat seng antioksidan serta asam urat, yang menjadi tanda stres oksidatif. Tapi setelah pasien menerima pengobatan, malondialdehid mereka turun sangat signifikan.
Dengan kata lain, temuan ini menunjukkan bahwa depresi "harus dianggap sebagai penyakit sistemik," menurut para peneliti. Hal ini bisa menjelaskan hubungan antara depresi dan penyakit lainnya seperti penyakit kardiovaskular. Sehingga depresi bisa menjadi awal segala macam penyakit.
Penelitian sebelumnya menunjukkan hubungan yang jelas antara kesehatan mental seseorang dan kondisi fisiologis. Depresi sangat mungkin berhubungan dengan peradangan dan menjadi penyakit genetik.
Walau begitu, studi terbaru lain yang diterbitkan dalam jurnal Health Affairs menemukan, dokter sering kali tidak menindaklanjuti pasien depresi layaknya pasien dengan kondisi kesehatan lain seperti diabetes atau asma. Padahal, penelitian menunjukkan bahwa depresi tak bisa disepelekan.
Studi terbaru ini diharapkan memiliki peran dalam mengubah cara orang memandang penyakit mental. "Otak dan tubuh terhubung," Sagar Parikh, direktur dari University of Michigan Comprehensive Depression Center. "Intinya adalah masalah kesehatan mental memiliki dampak pada kesehatan fisik."
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.