Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/03/2016, 12:45 WIB

KOMPAS.com - Ada beberapa perilaku yang bisa menular lebih cepat dibandingkan virus flu di sebuah komunitas. Tertawa dan menguap adalah salah satunya. Perilaku yang menular adalah fenomena yang sudah banyak didokumentasikan dalam psikologi.

Otak kita sudah terhubung untuk interaksi sosial dan ikatan. Meniru sebuah tindakan yang kita lihat di sekitar kita adalah cara alamiah untuk menunjukkan kita berempati dan memahami perasaan orang lain.

Berikut adalah beberapa contoh perilaku yang mungkin kita tirukan dari teman atau rekan kerja kita.

1. Mengambil risiko

Hal ini mungkin bisa menjelaskan mengapa sekelompok remaja laki-laki sering melakukan hal-hal yang tampak bodoh. Perilaku berani mengambil risiko ternyata memang menular. Dalam penelitian, kebaranian mengambil risiko bisa memengaruhi orang lain hanya melalui pengamatan saja.

2. Menguap

Mungkin Anda sudah tahu bahwa menguap bisa "menular", bahkan anjing pun ikut-ikutan menguap ketika tuannya menguap. Hal itu merupakan tanda empati dan bentuk dari ikatan sosial. Walau begitu, orang-orang yang kesulitan merasakan empati biasanya tidak mudah "tertular" perilaku menguap.

3. Tertawa dan tersenyum

Menurut penelitian, otak kita merespon suara tawa dan secara otomatis ikut melakukannya, bahkan saat kita tidak mendengar sebuah lelucon atau terlibat dalam percakapan. Demikian juga halnya dengan tersenyum. Saat kita sedang bersama dengan seseorang dan ia tersenyum, ekspresi dari wajahnya seolah mengatakan "cobalah" untuk merasakan emosi yang sama.

4. Tidak sopan

Sayangnya, bukan hanya perilaku positif yang bisa menular. Bersikap tidak sopan pada rekan kerja juga bisa diikuti oleh orang di sekitar kita. Sikap kasar dan tidak sopan pada teman kerja sebenarnya memiliki pengaruh yang besar di sebuah lingkungan kerja. Tetapi, kebanyakan orang bersikap toleran pada perilaku ini.

5. Menggigil

Hanya melihat seseorang yang sedang menggigil karena terserang virus flu ternyata bisa membuat kita merasa gemetar juga. Hasil penelitian neuropsikiatri yang dimuat dalam jurnal PLOS One mengungkapkan bukti "penularan temperatur".

Menurut mereka, ketika kita melihat tangan seseorang menggigil atau gemetar akibat udara dingin, temperatur di tangan kita juga ikut turun. Semakin berempati kita pada seseorang, makin besar penurunan suhu yang kita rasakan. Namun sayangnya rasa hangat tidak memiliki efek penularan yang sama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com