Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/04/2016, 19:05 WIB
Dian Maharani,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Tahun 2009, Andriani Marshanda pernah meluapkan emosi kesedihan dan kemarahan dalam rekaman video yang publikasikan di Youtube. Sebagai artis peran yang dikenal banyak orang, video itu pun langsung menjadi perbicangan hangat.

Berbagai komentar muncul meski publik tak tahu pasti apa yang terjadi dan dirasakan Marshanda saat itu. Beberapa tahun kemudian, Marshanda mengaku saat itu sedang depresi, halusinasi, hingga tidak bisa tidur. Ia juga memendam rasa sedih karena orangtuanya bercerai sejak ia masih kecil.

Di tahun 2009 itu, wanita yang akrab disapa Caca ini ternyata juga didiagnosis gangguan jiwa bipolar oleh dokter. Melalui email, ibunda Caca, sering mengirim informasi mengenai gangguan bipolar. Jangankan dibaca, email itu selalu dihapus oleh Caca.

“Setiap ada email, aku hapus. Aku enggak pengin tahu. Aku cuekin,” kata Caca saat berbagi cerita di acara Living Inside Bipolar Mind yang digelar mahasiswa psikologi Universitas Atma Jaya, Rabu (30/3/2016).

Di usia 20 tahun itu, Caca mengabaikan diagnosis dokter. Ia juga tak paham betul apa itu bipolar. Menurut Caca, mereka yang lebih cenderung menggunakan otak kanan dalam berpikir adalah orang lebih bisa mengerti dirinya saat itu.

“Aku bertemu dengan lingkungan yang bagi mereka tuh bipolar bukan sakit dan mereka membuat aku merasa, aku enggak mengerikan. Mereka membuat aku merasa normal kalau aku nangis. Mereka kecenderungannya otak kanan, ya kayak seniman, suka berimajinasi,” ungkap Caca.

Sementara ketika bertemu orang-orang yang lebih cenderung otak kiri, Caca merasa dipandang berbeda.  “Mereka lihat orang ekspresif, bingung karena mereka enggak gitu. Ketika aku blak-blakan, terlalu terbuka, mereka enggak nyaman. Mungkin maksud mereka enggak begitu ya,” kata ibu satu anak ini.

Pemain sinetron Bidadari itu akhirnya lebih memilih bergaul dengan orang-orang yang mendukungnya dan mengerti kondisinya.

Menerima kenyataan

Caca sempat mengalami penolakan yang cukup lama terhadap penyakitnya. Empat tahun kemudian, ia baru benar-benar bisa menerima terkena gangguan bipolar. “Dari 2013, akhirnya aku mempelajari bipolar itu apa. Aku belajar banyak,” kenangnya.

Namun, mantan istri Ben Kasyafani itu juga harus bertarung dengan oang-orang yang tak mengerti tentang bipolar. Caca pernah disarankan berhenti minum obat, karena obat untuk gangguan bipolar itu hanya akan merusak otaknya. Tapi, Caca sadar, saat itu ia harus minum obat untuk menyeimbangkan neurotransmitter di otaknya.

“Obat itu adalah istilahnya suplemen untuk hormon. Di otak orang bipolar kan enggak seimbang, ada serotonin, dopamin, nah pada orang bipolar ada hormon yang keluarnya sedikit. Kalau aku sedikit serotonin,” jelas wanita berdarah Minang ini.

Caca akan cenderung mengalami episode depresi, jika serotonin di otaknya sangat rendah. Sebaliknya, jika serotonin melonjak tinggi, ia bisa menjadi terlalu bersemangat dan sangat energik.

Dalam gangguan bipolar, dikenal dua kutub yang berlawanan, yaitu episode manik (mania) dan depresi. Orang dengan bipolar bisa mengalami episode manik dan depresi secara bergantian.

Setelah banyak belajar mengenai gangguan bipolar, akhirnya Caca mulai bisa menerima. Dengan minum obat secara rutin setiap hari, gangguan bisa tidak muncul. Bahkan orang dengan bipolar bisa lepas obat jika sudah terkendali.

Caca dan orang dengan bipolar lainnya juga tetap bisa menjalani aktivitas seperti biasa. Menurut Caca, bipolar bukan hambatan untuk mengembangkan potensi, kemampuan berpikir, dan berkreasi.

Wanita kelahiran 10 Agustus 1989 ini mengaku selalu bersyukur dengan apa yang diberikan oleh Tuhan. Setiap hari, Caca selalu mengisi catatan rasa bersyukurnya. Ia menyebutnya “Diari Kesyukuran”.

“Segala kekurangan bisa kita putar untuk jadi surga di dunia,” ucap Caca mengakhiri ceritanya sore itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com