Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/04/2016, 20:05 WIB
Lily Turangan

Penulis

KOMPAS.com - Kram, kembung, sakit kepala, emosi tidak stabil. Gejala-gejala ini pastinya sudah sangat akrab menyerang wanita menjelang ataupun saat haid. Tapi, hati-hati jika gejala premenstrual syndrome (PMS) tidak terasa ringan, mungkin itu adalah pertanda adanya isu kesehatan yang harus dianggap serius, mulai dari depresi postpartum hingga penyakit jantung.

Faktor seperti merokok, obesitas, penganiayaan di masa kecil dan kekurangan vitamin serta mineral, dapat mempertinggi risiko PMS.

Gejala PMS yang berat mungkin menjadi tanda peradangan kronis tingkat rendah, yang terkait dengan penyakit kardiovaskular, hipertensi, diabetes, dan kondisi kesehatan kronis lainnya, kata Elizabeth Bertone-Johnson, PhD, seorang profesor epidemiologi di University of Massachusetts.

Dalam sebuah studi tahun 2014 yang dimuat dalam jurnal Human Reproduction, misalnya, Bertone-Johnson dan rekan menemukan bahwa wanita dengan PMS tingkat sedang sampai berat memiliki gejala peradangan dua kali lebih tinggi dari wanita tanpa PMS atau dengan PMS ringan.

Mengenali kondisi yang mungkin terkait dengan PMS atau premenstrual dysphoric disorder (PMDD), bentuk PMS yang lebih berat, dapat membantu Anda mengukur kadar risiko.

 

Depresi postpartum
Wanita yang mengalami depresi pascamelahirkan, diketahui mengalami PMS parah atau PMDD sebelum mereka hamil, menurut sebuah studi di tahun 2003 yang diterbitkan oleh Archives of Women's Mental Health.

"Kami menemukan bahwa PMS yang parah atau gejala PMDD adalah prediksi depresi postpartum," kata penulis utama studi, Melissa Mercedes, PhD, seorang psikolog klinis di Los Angeles.

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Obstetrics & Gynecology Science menemukan bahwa wanita yang memiliki lebih dari lima gejala PMS lebih berisiko mendapatkan depresi postpartum.

Gejala-gejala PMS antara lain:

• Nyeri payudara
• Kembung
• Sakit kepala
• Muncul kumpulan cairan berlebih (edema) di tangan atau kaki
• Depresi
• Mudah marah
• Iritabilitas
• Kecemasan
• Sensitif
• Suasana hati berubah-ubah

Namun, bukan berarti jika Anda memiliki lebih dari lima gejala PMS, sudah pasti Anda akan mengalami depresi postpartum nantinya. Ini hanyalah satu risiko yang perlu Anda antisipasi, kata Mercedes.

 

Hipertensi
Wanita dengan gejala PMS sedang sampai parah memiliki risiko 40% lebih besar terkena tekanan darah tinggi dibanding wanita dengan gejala PMS ringan atau tanpa gejala PMS sama sekali, ungkap Bertone-Johnson dan rekan dalam American Journal of Epidemiology studi.

PMS dan faktor risiko umum hipertensi, seperti obesitas, merokok, dan kekurangan-salah satu mikronutrien adalah salah satu sebab mengapa penderita PMS mungkin lebih cenderung memiliki masalah hipertensi.

 

Sindrom Mitral Valve Prolapse
Jantung Anda berdebar-debar, perut kelaparan, dan Anda merasa seperti Anda akan pingsan. Anda mungkin berpikir ini adalah hipoglikemia atau gula darah rendah. Tapi kadang-kadang, gejala ini bukan karena masalah gula darah, melainkan tekanan darah rendah, kata Suzanne Steinbaum, DO, direktur kesehatan jantung wanita di New York Lenox Hill Jantung dan Vascular Institute.

Penurunan tekanan darah dapat terjadi, karena katup jantung Anda tidak menutup dengan benar. Kondisi ini disebut sindrom mitral valve prolapse. Ini terjadi ketika sistem saraf pusat dan perifer di tubuh Anda tidak sinkron, jelas Steinbaum.

Jika pingsan (atau merasa ingin pingsan), rutin Anda alami pada masa PMS, masalah katup jantung ini perlu jadi pertimbangan. Periksakan diri ke dokter untuk mendapat pemeriksaan lebih lanjut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com