KOMPAS.com - Berdasarkan data survei U.S. National Survey of Families and Households kepada 2.400 pasangan menikah, seks bisa meningkatkan kebahagiaan karena membuat orang merasa lebih puas dalam hubungan mereka.
Sayangnya, tak semua pasangan memiliki hubungan seks yang cukup,, seiring perjalanan mereka. Jadi, perlukah menjadwalkan hubungan seks?
"Untuk beberapa pasangan, menjadwalkan seks bisa sangat efektif dan bekerja dengan sangat baik," kata Vanessa Marin, seorang terapis seks yang berbasis di Berlin. "Hanya saja, bagi pasangan lainnya, penjadwalan seks bisa menjadi “mengerikan”, seperti menambah tekanan atau bahkan menjadi sebuah rutinitas saja."
Sehingga Marin merekomendasikan, ketimbang membuat jadwal, pasangan sebaiknya memulai untuk merencanakan waktu yang berkualitas bersama-sama, hanya berdua. Idealnya, seperti menghabiskan waktu sekitar 20 menit sehari tanpa televisi dan gadget.
Tetapi untuk pasangan ekstra sibuk, cukup melakukan 5 menit sehari, kata Marin. Sehingga hasrat seks bisa datang dengan sendirinya tanpa “dipaksa”.
Meskipun penjadwalan seks dapat membantu pasangan yang ingin berhubungan seks lebih sering, namun bila tak kunjung menemukan waktu, pasangan cenderung menjadi stres.
"Jika ada masalah psikologis seperti stres atau kecemasan, maka penjadwalan seks mungkin hanya akan menambah tekanan," kata Acacia Parks, profesor psikologi di Hiram College.
Jadi, seberapa sering Anda perlu berhubungan seks untuk mendapatkan manfaat sehat?
Sebuah penelitian baru menemukan, meskipun orang yang sudah menikah berkomitmen untuk memiliki lebih banyak hubungan seks, namun rasa bahagia dan manfaat sehat yang didapat oleh pasangan yang hampir setiap hari melakukan hubungan seks, nyatanya sama dengan mereka yang melakukannya hanya seminggu sekali.
"Saya pikir pasangan bisa merasa tertekan saat mencoba menjadwalkan seks sesering mungkin," kata Amy Muise, seorang peneliti postdoctoral di Dalhousie University Kanada.
Sekali seminggu, terdengar lebih realistis untuk memperbaiki kualitas kehidupan seks ketimbang memaksakan diri harus berhubungan seks setiap hari, lanjut Muise, penulis utama dari studi yang diterbitkan dalam jurnal Social Psychological and Personality Science.
Menurut Muise, peserta dalam penelitiannya melaporkan berhubungan seks di malam hari sebelum mereka tidur.
Meski waktu terbaik untuk berhubungan seks adalah di pagi hari, di mana kadar testosteron sedang tinggi-tingginya dan mendorong hasrat seksual, di sisi lain seks pada malam hari bisa membantu Anda tidur lebih nyenyak. Sebab hormon yang dilepaskan selama orgasme bisa membantu Anda rileks dan merasa lelah.
Muise melanjutkan, “jika hari kerja membuat malam Anda terasa begitu lelah, Anda bisa mencobanya pada akhir pekan. Mulailah dengan menghabiskan waktu hanya berdua.”
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.