Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjaga Makanan, Menjaga Kesehatan dan Produktivitas ASEAN

Kompas.com - 17/04/2016, 17:21 WIB

Operasional

Menurut Halim, ARAC bekerja untuk mengoordinasikan kajian risiko keamanan pangan berdasarkan permintaan badan-badan ASEAN yang berfungsi sebagai manajemen risiko, seperti Prepared Foodstuff Product Working Group dan ASEAN Working Group on Pesticide Residue. Berdasarkan permintaan itu, ARAC akan memberi rekomendasi untuk dijadikan pertimbangan pengambilan kebijakan lembaga yang meminta penilaian.

Komite ilmiah pertama yang akan dibentuk setelah peluncuran ARAC akan mengkaji batas aman bakteri Salmonella pemicu tifus dalam ayam broiler, batas aman aflatoksin atau racun dari jamur pada jagung dan kacang tanah yang bisa menyebabkan kanker hati, dan batas siklamat atau pemanis buatan dengan tingkat kemanisan hingga 30 kali dari sukrosa atau gula pasir dalam makanan manis.

Kajian ilmiah risiko keamanan pangan dalam ARAC itu akan dilakukan para ahli yang berasal dari negara-negara ASEAN.

Untuk Indonesia, para pakar yang akan dinominasikan untuk duduk dalam Komite Ilmiah ARAC dan Panel Ilmiah ARAC berasal dari universitas dan lembaga penelitian terkemuka. Para pakar itu merupakan rekomendasi dari Pusat Kajian Risiko Keamanan Pangan Indonesia (INARAC) yang sekretariatnya berada di BPOM.

"Indonesia berkontribusi sebesar 40 persen dari populasi ASEAN. Karena itu, kajian ilmiah yang dilaksanakan ARAC akan memberi pengaruh terhadap Indonesia," ujar Halim.

Sebagai negara dengan ekonomi yang tumbuh cukup baik, tingginya urbanisasi, meningkatnya perjalanan masyarakat dan pariwisata, dan perubahan pola konsumsi masyarakat yang lebih suka mengonsumsi makanan siap saji akan membuat persoalan keamanan pangan di Indonesia semakin kompleks. Kegagalan dalam menjaga makanan yang aman bagi masyarakat akan membebani kesehatan dan produktivitas bangsa serta menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia.

(MZW)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com