Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/04/2016, 12:45 WIB
Kontributor Health, Dhorothea

Penulis

Sumber Daily Mail

KOMPAS.com — Kegiatan panas dan berkeringat di atas tempat tidur kerap terasa seperti olahraga. Tak heran jika beberapa ahli kesehatan menyebut kalori yang dibakar ketika bercinta setara dengan berolahraga.

Faktanya, seks dan masturbasi bukan hanya memberi pengalaman menyenangkan. Seks juga memberi manfaat untuk kesehatan yang dapat dibandingkan dengan olahraga. Respons fisiologi saat berhubungan seks ternyata sama dengan olahraga.

Studi landmark pada dekade 60-an membuktikan orang yang berhubungan seks mengalami peningkatan pernapasan, detak jantung, dan tekanan darah. Semua ini adalah tanda-tanda tubuh bekerja di tingkat yang lebih tinggi, sama seperti saat olahraga.

Baru-baru ini penemuan studi ini diulang oleh sejumlah peneliti dengan menggunakan peralatan nirkabel, tak menonjol dan lebih kecil sehingga memberikan hasil lebih realistis.

Lagi-lagi ditemukan peningkatan bermakna pada penanda stres fisiologis, seperti detak jantung dan tekanan darah. Membandingkan hal ini dengan yang terjadi selama olahraga, peneliti mendapatkan aktivitas seksual menghasilkan kadar sedang stres fisik, sampai 75 persen dari olahraga maksimal.

Namun, mereka juga memperhatikan kadar stres fisiologis ini terjadi berselang-seling. Waktu rata-rata aktivitas seksual yang tercatat (33 menit) dihabiskan dengan kadar stres lebih rendah.

Studi lebih baru pada pasangan muda heteroseksual di Kanada membuktikan aktivitas seks itu mirip aktivitas fisik sedang, seperti jalan tergopoh-gopoh ketika energi yang dipakai diukur.

Jadi, apakah hubungan seks itu setara dengan olahraga? Antara ya dan tidak. Bergantung pada definisi Anda terhadap olahraga.

Bila Anda membandingkan murni hanya perubahan fisiologis yang terjadi, ya olahraga menghasilkan perubahan fisiologis yang serupa olahraga.

Namun, jika Anda berpendapat olahraga harus mengubah fisiologis manusia menjadi lebih baik dalam jangka panjang, seks bukanlah olahraga.

Bagi sebagian orang, seks tidak cukup lama atau terjadi kurang sering untuk menghasilkan perubahan fisiologis yang terjadi dalam jangka panjang. Kita pun belum benar-benar mengeksplorasi manfaat lain olahraga dan membandingkannya dengan seks.

Misalnya, kesehatan otot dikenal sebagai komponen utama kesehatan seseorang. Banyak orang yang berhasil menambah massa otot dengan latihan resisten dan beban. Apakah seks cukup memberikan latihan untuk kesehatan otot? Mungkin diperlukan penelitian lagi untuk menjawabnya.

Studi-studi di atas juga melaporkan perbedaan nyata respons pria dan wanita peserta penelitian. Alasan perbedaan ini, apakah pria lebih aktif secara fisik saat berhubungan seks dibandingkan wanita atau apakah posisi seks yang berbeda memberikan tuntutan lebih besar pada tubuh manusia? Hal-hal seperti ini masih harus diteliti.

Bagaimana dengan masturbasi? Peningkatan detak jantung dan tekanan darah sistolik juga dilaporkan terjadi saat masturbasi. Namun, baik kadar maupun durasi hal ini meningkat, tetapi tidak setinggi dan selama hubungan seks.

Lewat pengukuran detak jantung, masturbasi hanya setara olahraga ringan seperti jalan pelan.

Dalam banyak kasus, olahraga juga membantu hubungan seks. Penelitian latihan dasar panggul untuk wanita yang mengalami kesakitan di pelvik terbukti memperbaiki fungsi seksual mereka. Wanita-wanita itu melaporkan peningkatan kontrol, rasa percaya diri, sensasi meningkat, dan berkurangnya rasa sakit.

Bagi pria, olahraga yang melatih otot perineal di depan anus membantu mengatasi ejakulasi dini.

Lantas, apakah seks memengaruhi olahraga? Apakah atlet profesional misalnya perlu puasa seks sebelum bertanding? Tidak jika mereka menunggu cukup lama setelah berhubungan seks.

Hubungan seks terbukti tak berdampak negatif pada performa olahraga, tetapi dapat berdampak negatif pada pemulihan jika atlet harus bertanding dalam dua jam setelah berhubungan seks.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com