Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/04/2016, 18:09 WIB
Ayunda Pininta

Penulis

KOMPAS.com - Kini, semakin banyak orang dewasa muda yang ingin mengubah penampilan fisik lewat pisau bedah. Tindakan operasi plastik semakin hari dianggap hal biasa layaknya membeli kosmetik untuk kecantikan.

Menurut data yang dikeluarkan oleh American Academy of Plastic Facial and Reconstructive Surgery, 64 persen dokter bedah plastik mengaku mengalami peningkatan permintaan bedah wajah oleh pasien dengan usia di bawah 30 pada sejak tahun lalu.

Ketimbang tahun sebelumnya, pasien yang melakukan permintaan operasi plastik rata-rata berusia 30 tahun ke atas.

Para ahli mengatakan, ada beberapa hal yang bisa menyebabkan mengapa permintaan bedah plastik kian meningkat dan usia pasien kian memuda. Delapan puluh dua persen dari ahli bedah yang disurvei mengatakan bahwa “ingin secantik atau setampan selebriti” merupakan alasan pertama mengapa pasien ingin mengubah tampilan wajah mereka secara lebih “permanen”, di mana kosmetik saja tidak cukup.

Selebriti nyatanya berpengaruh besar pada keputusan pasien dari segala usia untuk melakukan operasi plastik.

"Pasien membawa foto-foto selebriti pada ponsel mereka. Lalu mereka meminta agar wajahnya bisa tampak seperti selebriti yang dikagumi, entah keseluruhan atau hanya bagian tertentu saja, seperti mata, hidung, bibir, atau kulit" kata Eugene Kim, MD, ahli bedah plastik bersertifikat di Beverly Hills.

Alasan kedua terbanyak ialah obsesi akan foto selfie. Kim melanjutkan, pasien juga kerap menunjukkan foto selfie mereka di media sosial yang terlihat cantik atau tampan, lalu meminta dokter untuk mengubah wajah mereka sesuai dengan wajah yang ada di dalam foto selfie tersebut.

Namun Kim menegaskan, operasi plastik bukanlah tindakan tanpa risiko. Para dewasa muda atau mereka yang lebih muda tampaknya perlu mendapatkan informasi tepat tentang operasi plastik yang aman.

Sebab, tren ini bisa menjadi bisnis menggiurkan, dan ditakutkan mereka yang tidak berkompeten menggunakan kesempatan tersebut dan menimbulkan masalah karena pasien minim pengetahuan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com