KOMPAS.com — Selama 12 minggu, peneliti menganalisis 46 anak yang didiagnosis dengan asma dan meminta orangtua atau pengasuh mereka untuk mengisi kartu catatan harian terkait dengan kambuhnya asma pada malam hari serta aktivitas harian yang sekiranya bisa membuat anak stres.
Anak-anak diminta untuk menjawab pertanyaan "bagaimana kamu menjalani hari ini?" dengan pilihan jawaban: sangat buruk, buruk, baik, atau sangat baik, serta melingkari jawaban yang berisi wajah bahagia atau sedih.
Orangtua dan pengasuh mencatat penggunaan obat asma, presensi sekolah, dan kunjungan dokter, serta menjawab pertanyaan tentang kondisi keluarga mereka, suasana rumah, pekerjaan, dan tuntutan keuangan.
Selama studi tiga bulan, sekitar 60 persen anak-anak memiliki setidaknya satu malam kambuhnya asma. Anak-anak yang memiliki hari "sangat buruk" didapati lebih mungkin mengalami kambuhnya asma pada malam hari.
“Stres dinilai dapat mengaktifkan steroid yang menghidupkan sel kekebalan yang disebut 'sel mast' di paru-paru. Sel mast akan melepaskan histamin selama reaksi alergi,” kata pemimpin studi Dr Caroline C Horner dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak di Washington University School of Medicine dan Rumah Sakit St Louis di Missouri.
“Ini mungkin mirip dengan reaksi alergi, tapi tidak persis sama. Sedangkan fungsi paru-paru akan menurun di tengah malam," tambahnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.