Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batasi Kalori untuk Meningkatkan Gairah Seks

Kompas.com - 08/05/2016, 21:03 WIB
Lily Turangan

Penulis

KOMPAS.com - Diet dapat membantu meningkatkan kesehatan, suasana hati, gairah seks, dan menurunkan tingkat stres bahkan jika Anda tidak gemuk, demikian laporan sebuah uji klinis terbaru.

Sekelompok orang berberat badan ideal dan yang sedikit kelebihan berat badan, mengikuti uji coba diet kalori terbatas selama dua tahun. Hasilnya, mereka kehilangan berat badan rata-rata 7,7 kg dan menikmati peningkatan kualitas hidup yang signifikan, kata pemimpin penulis penelitian Corby Martin, direktur ilmu perilaku dan epidemiologi Pennington Biomedical Research Center di Baton Rouge, LA.

"Bahkan di antara orang-orang yang relatif sehat, Anda dapat melihat perubahan biologis dan fisiologis yang positif terjadi dengan pembatasan kalori," kata Martin.

Peserta merasa lebih baik dan dapat menurunkan berat badan, meskipun mereka hanya mengonsumsi setengah dari jumlah kalori yang seharusnya mereka kurangi, catat Martin.

Para peneliti telah meminta peserta penelitian untuk membatasi asupan kalori mereka sebesar 25 persen tetapi lebih dari dua tahun, mereka hanya mencapai pengurangan kalori rata-rata 12 persen.

"Penurunan 25 persen asupan kalori bagi kebanyakan orang akan menjadi sangat menantang," kata Dr Scott Kahan, direktur National Center for Weight and Wellness di Washington, DC

"Meskipun hanya mencapai 12 persen, Anda masih bisa melihat manfaat besarnya pada tingkat penurunan kalori, dan kami memiliki banyak data dari penelitian lain yang menunjukkan perubahan yang lebih kecil pun tetap dapat menyebabkan hasil yang sangat mengesankan. "

"Sampai saat ini, penelitian telah menunjukkan bahwa mengurangi kalori dapat membuat perbedaan besar dalam kesehatan dan kesejahteraan orang yang kelebihan berat badan. Apakah pembatasan kalori juga akan membantu atau justru membahayakan orang berberat badan sehat?," kata Martin.

Untuk uji klinis mereka, Martin dan rekan-rekannya merekrut 220 orang dengan indeks massa tubuh (BMI) antara 22 dan 28. Usia rata-rata hampir 38, dan 70 persen peserta adalah perempuan.

Berat badan yang sehat adalah berkisar antara18,5-24,9 dari indeks massa tubuh (IMT), sementara yang disebut kelebihan berat badan adalah 25-29,9 BMI dari IMT, menurut U.S. Centers for Disease Control and Prevention. Obesitas didefinisikan sebagai IMT 30 atau lebih tinggi.

Hampir dua-pertiga dari peserta diminta untuk membatasi kalori harian mereka sebanyak 25 persen selama dua tahun, sedangkan sepertiga lainnya bisa makan apa pun yang mereka inginkan.

Pada akhir tahun kedua, orang-orang dengan diet kalori terbatas kehilangan berat badan rata-rata 7,7 kg atau 10,4 persen dari berat awal mereka. Tidak ada perubahan berat badan yang signifikan yabg terjadi pada grup orang-orang yang boleh makan apa pun yang mereka suka.

Dibandingkan dengan kelompok tanpa diet, para peneliti menemukan bahwa orang membatasi kalori mengalami: perbaikan suasana hati, termasuk berkurangnya depresi; kualitas hidup yang lebih baik; peningkatan kualitas tidur; dan dorongan seksual yang lebih baik.

Perubahan biologis yang menyertai penurunan berat badan adalah, kadar gula darah turun, begitupun dengan kadar kolesterol dan tekanan darah.

Ahli lain mengatakan penurunan berat badan, bukan pembatasan kalori, yqng menyebabkan suasana hati dan dorongan seks membaik.

"Ketika dapat menurunkan berat badan, mereka merasa lebih bahagia, lebih sehat, lebih puas dengan penampilan mereka dan bahkan lebih seksi," kata Lauri Wright, asisten profesor di University of South Florida College of Public Health di Tampa.

Martin dan Kahan sepakat bahwa untuk berhasil mengurangi asupan kalori, Anda harus menemukan diet yang terasa paling cocok dengan gaya hidup sehari-hari Anda.

Beberapa orang mungkin merespon dengan baik terhadap diet rendah lemak, sementara yang lain mungkin menemukan bahwa diet rendah karbohidrat lebih mudah untuk diterapkan.

"Jika salah satu cara diet sudah cocok untuk Anda dan Anda merasakan peningkatan kualitas kesehatan, tak perlu mendengarkan suara-suara di luar sana yang mengatakan hal yang sebaliknya," kata Kahan.

Hasil uji coba ini telah diterbitkan dalam edisi online JAMA Internal Medicine, 2 Mei lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com