Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban "Bullying" Berisiko Melakukan Bunuh Diri

Kompas.com - 11/05/2016, 22:01 WIB
Ayunda Pininta

Penulis

Sumber CNN

KOMPAS.com — "Bullying tak bisa lagi dianggap sebagai kondisi wajar yang dialami pada masa kanak-kanak. Semakin hari, tindakan ini semakin meluas dan berdampak sangat buruk bagi kesehatan fisik ataupun mental anak-anak usia sekolah," kata para ahli dari The National Academies of Sciences, Engineering, and Medicine.

Perilaku bullying, kata para peneliti, kini sudah tampak sejak prasekolah, dan semakin memuncak ketika anak-anak memasuki sekolah menengah.

Bullying juga telah bermetamorfosis dari skenario "pengganggu di sekolah" menjadi bentuk baru, seperti cyberbullying di situs media sosial.

"Padahal, bullying memiliki konsekuensi negatif dan tidak bisa hanya diabaikan," kata Frederic Rivara, ketua komite yang menulis laporan tersebut, yang merupakan profesor pediatri dan epidemiologi di University of Washington.

"Sangat penting untuk melakukan pencegahan bullying," tambah Rivara.

Menurut laporan tersebut, baik pelaku maupun korban sama-sama dapat menderita konsekuensi jangka pendek dan panjang, termasuk rendahnya prestasi akademik, gangguan kecemasan, dan depresi.

Departemen Pendidikan AS juga mengatakan bahwa siswa yang menjadi korban bullying berada pada risiko yang lebih tinggi untuk melakukan bunuh diri.

Kebijakan "tanpa toleransi" yang diterapkan di beberapa sekolah—dengan ancaman akan dikeluarkan dari sekolah bagi siswa yang melakukan bullying—nyatanya tidak banyak berpengaruh.

Peneliti juga menyimpulkan bahwa kebijakan "tanpa toleransi" dapat mengakibatkan kasus bullying tak dilaporkan karena konsekuensi yang dianggap terlalu keras. Oleh karena itu, kata para peneliti, sekolah juga harus fokus pada kebijakan dan program pencegahan.

Menurut laporan Akademi Nasional di AS, bullying memengaruhi 18-31 persen siswa sekolah. Sementara itu, cyberbullying memengaruhi 7-15 persen anak-anak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com