Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/05/2016, 17:17 WIB
Lily Turangan

Penulis

KOMPAS.com - Mengatakan bahwa pasta dan pancake dapat membantu Anda menurunkan berat badan adalah pernyataan yang akan membuat banyak kalangan protes.

Namun, protes itu tidak menghalangi sekelompok ilmuwan dan produsen makanan menyatakan bahwa karbohidrat dapat benar-benar membantu tubuh membakar lemak dengan lebih baik. Yang mereka maksud adalah jenis karbohidrat mereka berarti resisten pati atau resistent starch (RS).

Meskipun kebanyakan orang belum mendengar tentang RS, para ahli mengatakan bahwa makanan kaya RS, seperti pasta dan kentang, dapat membantu kita menurunkan berat badan-jika kita memakannya denga cara yang tepat.

RS seperti pati tapi bertindak seperti serat, melewati usus kecil ke usus besar tanpa dicerna. Zat pati atau tepung yang normal memiliki kalori karena kita mencerna dan menggunakan glukosa mereka untuk energi.

Kebanyakan makanan bertepung, seperti roti putih dan pasta biasa, memiliki kandungan pati yang mudah dicerna.

Berbeda dengan RS, karena tubuh kita tidak bisa mencernanya maka energi yang kita dapat darinya juga tidak langsung, sehingga nilai kalorinya banyak berkurang. RS juga memicu hormon yang membuat kita merasa lebih kenyang, membantu kita makan lebih sedikit sepanjang hari.

 

Dua jenis Resisten Starch

Hari ini, sudah ada ratusan studi tentang RS, dan peneliti telah menemukan bahwa ada empat jenis RS yang utama. Dua yang pertama ditemukan secara alami dalam makanan.

RS 1 ada di dalam tumbuhan berbulir atau berbutir seperti gandum, serta kacang-kacangan, seperti kacang polong, lentil, dan kacang hitam.

Sementara RS 2 ada di sayuran dan buah-buahan tertentu, termasuk kentang dan pisang. Tetapi ketika Anda memasak makanan yang mengandung RS 2, pati mereka berubah dan kehilangan daya tahannya. Sebagai contoh, kentang mentah kaya RS 2 tapi ketika dipanaskan maka RS 2 itu akan hilang dan kentang menjadi sumber karbo biasa yang sari tepyngnya akan diubah menjadi energi.

Tapi dengan membiarkan kentang yang panas menjadi dingin, kentang akan menjadi RS2 lagi. Proses pendinginan makanan panas sumber karbohidrat seperti kentang, pasta, atau nasi akan menghasilkan RS 3, yang bertindak seperti RS 1 dan RS 2 untuk menghasilkan nilai kalori yang lebih rendah.

Sementara itu, RS 4 dibuat ketika produsen makanan mengambil pati normal seperti tepung terigu dan mengolahnya menjadi lebih resisten dan rendah kalori.

Bagaimana Karbohidrat RS Bisa Membantu Menurunkan Berat Badan?
Terlepas dari apakah Anda megonsumsi RS 1 atau RS 4, RS dengan membantu tubuh membakar lebih banyak lemak, lebih mengontrol hormon perangsang nafsu makan.

Efek domino dimulai saat RS melelehkan lemak, kata Janine Higgins, Ph.D., seorang peneliti dan profesor pediatri di University of Colorado. Kemudian, RS mendorong tubuh untuk membakar lemak, bukan karbohidrat, untuk bahan bakar, sambik menyusutkan ukuran sel-sel lemak.

Satu studi menemukan bahwa orang yang mengonsumsi sekitar 11 sampai 16 gram RS setiap hari, dapat membakar lemak 20 persen lebih efektif dibanding yang mengonsumsi karbohidrat biasa. Penelitian lain menemukan bahwa makan RS 4 rutin setiap hari bisa mengurangi lemak perut hingga 45 persen.

Bagaimana tepatnya cara RS membakar lemak, masih misteri. Namun, para peneliti percaya ada hubungannya dengan kemampuan pati untuk menurunkan kadar insulin yang memperlambat pembakaran lemak hingga sebanyak 55 persen.

Anda mungkin pernah mendengar bahwa karbohidrat yang normal, seperti roti putih, dengan kandungan pati manisnya akan menyebabkan lonjakan insulin.

Namun, karena karbohidrat RS tidak bisa dicerna dan dipecah menjadi gula, respon lonjakan insulin pun bisa dihambat.

Meskipun nampaknya potensi sehat dan langsing RS sangat cerah, para ilmuwan tetap menyatakan bahwa hal tersebut memerlukan penelitian lebih lanjut.

Dan itu benar. Kebanyakan penelitian terkait RS yang melibatkan manusia hanya berlangsung beberapa minggu, bukan beberapa tahun seperti yang sebagian besar peneliti sukai.

Dan sambil menunggu kepastian penelitian lanjutan, mungkin kita bisa mulai tidak terlalu anti karbohidrat,terutama yang jenis RS dan mengubah cara kita memasak dan menyantapnya. Biar bagaimanapun kita memerlukan karbohidrat sebagai sumber energi, dalam takaran yang tepat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com