Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/05/2016, 14:35 WIB
Anne Anggraeni Fathana

Penulis

KOMPAS.comPola hidup memegang andil besar sebagai salah satu faktor pemicu diabetes pada seseorang. Kalau sudah kena diabetes, kerugiannya bukan hanya akan dirasa oleh penderita. Padahal, pencegahannya bisa dimulai dari hal sederhana.

"Diabetes dan komplikasinya menimbulkan kerugian ekonomi besar bagi penyandang diabetes, keluarganya, dan negara. Padahal, 80 persen diabetes bisa dicegah," ujar Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, seperti dikutip harian Kompas pada Sabtu (9/4/2016).

Upaya pencegahan diabetes pun seharusnya bukan perkara sulit. Mulail saja dari mengubah kebiasasaan-kebiasaan kecil dalam kegiatan harian.

Misalnya, kebiasaan menggunakan lift di kantor dapat Anda ganti dengan naik tangga. Hari ini satu atau dua lantai, besok Anda bisa coba mencapai lantai lima lewat tangga.

Aktif bergerak membantu meningkatkan metabolisme badan, memperbanyak reseptor insulin, dan mengeluarkan kalori. Jumlah gula darah pun dapat diubah oleh tubuh menjadi energi yang terpakai sehingga tidak menyebabkan tumpukan lemak.

Jika memungkinkan, lebih baik lagi bila Anda menambahkan olahraga dalam jadwal aktivitas. Sempatkan joging 30 menit sebelum pergi ke kantor atau mampir ke gym saat pulang kerja.

Kedua, bijaklah memilih makanan apa yang Anda konsumsi. Sering kali kita tidak menyadari asupan kalori dan gula berlebih yang ada dalam santapan sehari-hari.

Agar lebih aman, Anda bisa pilih sayuran, buah segar, daging tanpa lemak, dan kacang-kacangan sebagai variasi menu. Makanan bergizi, rendah lemak, dan rendah kalori berpengaruh besar menurunkan jumlah gula dalam tubuh.

Selain itu, Anda wajib pula menjauhkan diri dari stres. Kondisi tertekan membuat organ dalam tubuh ada di posisi selalu siap bekerja, misalnya jantung berdegup lebih keras, napas lebih kencang, dan perut mengencang.

Kadar gula darah pun melonjak tinggi untuk menyiapkan energi bagi tubuh. Namun, kenaikan yang tidak diikuti oleh kegiatan ini kemudian menyebabkan level gula darah tetap tinggi dan bisa memicu diabetes.

Jika Anda sedang dalam kondisi tertekan, usahakan untuk mengontrol diri sendiri. Ketahuilah kapan harus beristirahat dan menyudahi pekerjaan. Ingat, otak Anda juga butuh "piknik” untuk menyegarkan pikiran dan mampu diajak bekerja maksimal kembali.

Shutterstock Ilustrasi

Terakhir, Anda disarankan untuk periksa kadar gula darah secara berkala. Menurut International Diabetes Federation, satu penduduk dunia setiap tujuh detik meninggal akibat diabetes pada 2014.

Dari total 387 juta orang penderita diabetes, 46,3 persennya tidak menyadari bahwa mereka memiliki nilai gula darah tinggi. Padahal, pengukuran nilai gula darah dapat Anda lakukan sendiri di rumah dengan bantuan piranti uji gula darah mandiri, seperti OneTouch SelectSimple.

Alat seperti itu mampu memberikan nilai total jumlah gula darah dalam tubuh Anda. Cara kerjanya pun mudah. Anda cukup memberikan sedikit contoh darah di test strip yang ditempelkan pada alat.

Hasil tes akan terpampang pada layar. Bila angka menunjukkan 100 mg/dl artinya gula darah masih dalam taraf normal.

Anda perlu siaga jika hasil tes berada pada rentang 100 mg/dl karena nilai itu masuk dalam kategori pre-diabetes. Sementara itu, apabila kadar gula darah melebihi 126 mg/dl bisa jadi Anda positif menderita diabetes.

Tes kesehatan secara keseluruhan di laboratorium pun tetap disarankan. Hal ini penting untuk mengetahui kondisi tubuh Anda sesungguhnya dan untuk deteksi dini penyakit yang mungkin timbul.

Jadi, selalu mulai perubahan dari yang sederhana, sebelum diabetetes menyandera kehidupan kita. Bisa?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com