Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengangkatan Ovarium Tingkatkan Risiko Kanker Usus Besar

Kompas.com - 20/05/2016, 19:07 WIB
Lily Turangan

Penulis

KOMPAS.com - Para peneliti menemukan bahwa di antara hampir 196.000 wanita Swedia yang tidak lagi memiliki indung telur, yang didiagnosa menderita kanker usus besar, jumlahnya 30 persen lebih tinggi dari wanita seusia dengan indung telur yang lengkap.

Indung telur para wanita itu diangkat karena kondisi non-kanker sehingga riwayat kanker ovarium tidak akan menjelaskan temuan penelitian, kata para peneliti.

Meski demikian, ada pihak yang masih meragukan hasil penelitian ini. Penelitian tetap tidak membuktikan bahwa pengangkatan ovarium berkontribusi terhadap risiko kanker usus besar, kata Mia Gaudet, direktur strategis penelitian kanker ginekologi dan payudara American Cancer Society.

Para peneliti tidak dapat menjelaskan sejumlah faktor penting, kata Gaudet, yang tidak terlibat dalam penelitian.

Wanita yang telah menjalani pengangkatan indung telur (ooforektomi) mungkin menjalani skrining kanker lebih sering dari wanita lainnya, sehingga lebih mungkin mendeteksi kanker pada mereka, kata Gaudet.

Selain itu, dalam penelitian ini, ada informasi yang terbatas mengenai berat badan relawan, dan tidak ada rincian mengenai pola makan mereka atau penggunaan terapi hormon.

Peneliti utama Dr Josefin Segelman sepakat bahwa penelitiannya dan tim memiliki keterbatasan.

Namun demikian, secara biologis, masuk akal bahwa pengangkatan ovarium dapat memengaruhi risiko kanker usus besar, kata Segelman, yang adalah ahli bedah kolorektal di Karolinska Institute di Stockholm.

Penelitian lain, jelasnya, telah menunjukkan bahwa hormon seks mempengaruhi perkembangan kanker usus besar. Misalnya, beberapa penelitian telah menemukan hubunhan antara terapi penggantian hormon setelah menopause dan pil KB dengan turunnya risiko kanker usus.

Dan dalam studi laboratorium, estrogen telah terbukti dapat menghambat pertumbuhan sel-sel kanker usus besar, jelas Segelman lagi.

Tapi Gaudet mengingatkan bahwa hubungan langsung antara hormon dan kanker usus besar masih tidak jelas. Para peneliti belum menemukan, apakah estrogen alami wanita, atau terapi penggantian hormon, yang berkaitan dengan kemungkinan terkena kanker.

Temuan terbaru dalam British Journal of Surgery, berdasarkan catatan dari oara wanita yang telah menjalani operasi pengangkatan satu atau dua ovarium di beberapa titik waktu antara tahun 1965 dan 2011 menemukan bahwa 1,6 persen dari semua wanita dalam penelitian ini didiagnosis dengan kanker usus besar selama 18 tahun ke depan.

Artinya, 30 persen lebih tinggi dari yang diharapkan untuk wanita seusia mereka, kata tim Segelman.

Wanita yang telah diangkat kedua ovariumnya, memiliki risiko 2,3 kali lebih tinggi terkena kanker dubur daripada mereka yang hanya memiliki satu ovarium.

Baik Segelman dan Gaudet memiliki saran yang sama untuk para wanita: Jika dokter Anda menyarankan ooforektomi, tanyakan alasan dan potensi risiko versus manfaatnya.

Untuk pencegahan kanker usus besar, Gaudet menyarankan agar kita fokus pada faktor-faktor risiko yang dapat dikendalikan.

The American Cancer Society merekomendasikan pola makan yang sebagian besarnya berbasis tumbuhan yang sehat, membatasi alkohol dan menjaga berat badan yang ide. Plus, tidak merokok.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com