Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Keamanan Suplemen Acai Berry untuk Pelangsingan?

Kompas.com - 21/05/2016, 11:00 WIB

TANYA:

Dokter saya ingin bertanya tentang keamanan konsumsi suplemen acay berry. Saya tertarik untuk mencobanya karena ingin menurunkan berat badan. Saat ini berat badan saya 65 kg dengan tinggi badan 157. Saya sudah mencoba diet dan olahraga tapi tak berhasil turun berat badan.

Teman saya merekomendasikan suplemen acay berry dan ia berhasil langsing. Ketika saya browsing ternyata banyak juga yang mengalami efek samping. Tapi beberapa teman saya aman-aman saja. Sekarang saya bingung dok, apakah suplemen ini aman atau tidak. Mohon masukan dokter.
Tasya (24), Jakarta

JAWAB:

Dear Tasya,
Acai berry memang sangat popular sebagai obat atau suplemen di kalangan ibu-ibu yang ingin langsing. Sebenarnya acai berry merupakan buah mungil dengan warna ungu kemerahan (seperti buah lobi-lobi kalau di Indonesia) berasal dari Amerika Tengah dan Selatan.

Buah ini banyak digunakan sebagai makanan/minuman atau bahan obat tradisional di Brazil untuk membuat tubuh menjadi lebih segar, awet muda dan mengurangi berat badan.

Pada beberapa penelitian dikatakan bahwa buah acai berry yang segar memiliki kandungan asam lemak, asam amino, antioksidan dan fitosterol yang cukup baik untuk menjaga kesehatan tubuh serta membantu menurunkan berat badan, dan efek menguntungkan inilah yang selalu “dijual” dalam iklan suplemen acai berry.

Saat ini banyak produk acai berry dalam bentuk suplemen yang ditawarkan ke konsumen. Ternyata dalam beberapa publikasi yang beredar, ada suplemen acai berry yang terbukti mengandung zat aktif kimiawi yang memberikan efek menahan nafsu makan, namun zat aktif tersebut sudah lama dilarang oleh FDA maupun badan POM karena efek samping yang membahayakan bagi tubuh.

Bagaimana dengan kondisi Tasya? Dari data yang diberikan, Tasya termasuk dalam kategori obesitas dengan indeks massa tubuh (IMT) 26.37 kg/m2. Adapun terapi yang harus Tasya jalankan berupa perubahan gaya hidup (diet dan olahraga) serta tambahan obat obatan jika diikuti dengan co-morbiditas (maksudnya ada tambahan kelainan metabolik lain).

Sebaiknya Tasya jangan menggunakan obat-obatan yang tidak diresepkan langsung oleh dokter, karena bisa saja terjadi obat tersebut merupakan obat black market yang tidak bisa dipertanggung jawabkan kebenaran maupun isinya.

Untuk tahap awal pengaturan diet sebaiknya dimulai dengan mengkonsumsi diet rendah kalori sekitar 1300-1400 kkal dan diikuti olahraga rutin (seperti jalan cepat, jogging, treadmill, bersepeda, dll) selama 30 – 45 menit setiap harinya.

Tasya jangan putus asa walaupun bolak balik gagal dan berat badan tidak turun-turun.

Setelah menjalankan diet tersebut, nanti dianalisis kembali dalam waktu 2 minggu, apakah terjadi penurunan berat badan sebanyak ½-1 kg ? Jika ya, berarti diet dan olahraga yang dilakukan sudah benar.

Jika tidak turun juga, berarti perlu pemeriksaan lanjutan ke dokter untuk mencari tahu penyebab kegagalan tersebut dan apakah ada hal-hal medis lain yang berkaitan dengan obesitasnya.

Jika dokter menganalisis perlu pengurangan jumlah kalori atau penambahan obat, maka Tasya akan diberikan obat yang memang beredar resmi dan sudah diapproved oleh BPOM Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com