Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Anggap Enteng Alergi pada Anak, Bisa Fatal Urusannya!

Kompas.com - 27/05/2016, 08:03 WIB

KOMPAS.com - Anak Anda sering mengalami gatal-gatal, kulit merah menebal, eksim, biduran, mengi suara, bibir bengkak? Hati-hati, bisa jadi semua itu pertanda gejala penyakit alergi. Jangan anggap enteng penyakit ini, karena jika dibiarkan bisa berakibat fatal.

Dari tahun ke tahun, angka kejadian penyakit alergi terus meningkat di dunia ini, termasuk di Indonesia. Hal ini disebabkan pola hidup masyarakat yang kini telah berubah dan menyebabkan lingkungan yang memudahkan terjadinya penyakit alergi.

Selain itu, masih banyak orang salah kaprah saat mendeteksi penyakit alergi, termasuk dalam mengobatinya. Misalnya, masih ada orangtua yang menghindari makanan tertentu pada penderita alergi, padahal belum tentu makanan tersebut menjadi penyebab terjadinya alergi.

Dalam buku Mengenal Alergi pada Anak dijelaskan sebab-musabab terjadinya alergi dan cara penanganannya. Buku ini memang berisi pengetahuan praktis bagi kaum awam dan kalangan medis agar tidak terulang lagi kesalahan dalam penanganan anak yang mengalami reaksi alergi.

Pencetus Alergi

Faktor pencetus terjadinya alergi pada anak bisa datang dari berbagai sumber. Sebut saja tingginya polusi udara akibat lingkungan tak bersih, debu di dalam rumah, pengharum ruangan, bahan-bahan kosmetik, hingga bakteri atau virus, serta zat-zat pada makanan tertentu.

Timbulnya alergi pun biasanya tidak terjadi begitu saja, tetapi memerlukan waktu yang disebut proses sensitisasi. Proses ini terjadi sejak kontak dengan alergen atau zat yang dapat mencetuskan reaksi alergi sampai terjadinya reaksi alergi.

Timbulnya alergi tergantung sering tidaknya kontak dengan alergen atau kepekaan seseorang terhadap alergen tersebut. Bila terpapar terus-menerus, bukan mustahil akan timbul alergi.

Perlu diketahui, alergi ringan apabila dibiarkan terus-menerus akan menjadi berat dan akut.
Alergi makanan sebagai pencetus alergi bisa bersumber dari susu sapi, telur, kacang tanah, gandum, ikan, atau makanan laut.

Ikan laut merupakan alergen yang kuat. Bentuk reaksiya berupa urtikaria atau biduran atau asma.

Pengobatan dan pencegahan alergi makanan pada dasarnya menghindari makanan tersebut. Hanya, perlu diketahui secara tepat bahwa makanan tersebut satu-satunya pencetus alergi.

Untuk lebih jelasnya, simak beberapa jenis alergi dan penyebabnya berikut ini:

1. Dermatitis atopik atau eksim

Jenis ini merupakan reaksi alergi kulit. Gejalanya terasa gatal-gatal dari yang ringan sampai berat. Kulit tampak merah dan menggelembung, bahkan pecah-pecah dan berdarah.

Timbulnya dermatitis atopik bisa juga disebabkan karena faktor udara. Oleh karena itu, bersihkan tungau dari dalam rumah sebagai cara menghilangkan pencetus alergi jenis ini.

2. Urtikaria (biduran) atau kaligata

Ini merupakan reaksi alergi berupa bentolan pada kulit yang ditandai dengan kemerahan dengan rasa gatal. Urtikaria ini efeknya bisa lokal, tapi dapat juga menyebar ke seluruh tubuh.

3. Alergi asma bronkial atau bengek

Jenis alergi ini menyerang saluran napas bagian bawah. Pencetusnya bisa infeksi virus, sinusitis akibat bakteri, juga zat alergen seperti serbuk bunga, bulu binatang, jamur di udara, debu rumah/ tungau , kecoa, asap rokok, kabut, dan bahan kimia.

4. Ritinis alergik (pilek alergi)

Cirinya, terasa gatal di hidung dan mata, sering bersin, keluar cairan di hidung, bernapas melalui mulut.

5. Alergi mata

Jenis alergi yang sering ditemui adalah konjungtivitis alergik (hay fever) yang sering disertai  gejala ritinis alergik, konjungtivitis vernatis, serta keratokonjungtivis atopik.

6. Alergi obat

Ini adalah bentuk reaksi tubuh yang tidak diharapkan terhadap obat yang dikonsumsi. Reaksi hipersensitivas ini terjadi selama dan pemakaian obat. Gejalanya pada kulit tampak seperti biduran, kemerahan seperti rasa gatal, bengkak di kelopak mata atau bengkak di bibir.

Sekali lagi, tidak semua alergi berhubungan dengan makanan. Untuk itu, cermati alergi yang dialami anak Anda agar tidak salah dalam penanganan.

(IRWAN SUHANDA/PENERBIT BUKU KOMPAS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com