Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/05/2016, 08:11 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Berhenti merokok memang tak semudah membalik telapak tangan. Manurut dokter spesialis paru dari Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta, Agus Dwi Susanto, mereka yang ingin berhenti merokok harus punya motivasi tinggi.

Di Klinik Berheti Merokok RS Persahabatan, konseling meningkatkan motivasi menjadi bagian utama yang diberikan kepada pasien.

"Konseling kan aspeknya banyak. Kita fokus pada peningkatan motivasi karena kekuatan untuk berhenti merokok ada di motivasi," jelas Agus.

Menurut Agus, orang yang datang dengan motivasi kuat akan lebih berhasil untuk berhenti merokok dibanding yang motivasi dirinya kurang.

Tim dokter di Klinik Berhenti Merokok akan mencari tahu terlebih dahulu tingkat adiksi atau kecanduan seorang perokok dan apa motivasi ingin berhenti merokok.

Terapi yang diberikan bermacam-macam dan tergantung tingkat adiksi yang dialami pasien. Mulai dari konseling, pemberian obat, hingga hipnoterapi.

Agus menjelaskan, obat yang diberikanadalah untuk mengatasi adiksi dan withdrawal atau gejala putus nikotin. Selama tiga bulan terapi, pasien ditargetkan sudah berhenti total dari merokok.

"Kita bikin program tiga bulan untuk membantu berhenti merokok. Setiap dua minggu harus ketemu, karena kita membantu mengatasi adiksi dan withdrawal. Fase sulit itu sekitar satu sampai dua bulan pertama," terang Agus.

Sayangnya, minat perokok yang mendatangi Klinik Berhenti Merokok masih sedikit. Setiap harinya belum tentu ada pasien yang datang. Kebanyakan pasien adalah usia dewasa yang ingin berhenti karena sudah sakit. Ada pula yang datang dibawa oleh keluarganya.

Sekitar 50 persen pasien tak kembali menjalani terapi dengan berbagai alasan. Sisanya, pasien berhasil berhenti merokok dalam waktu terapi selama tiga bulan atau kurang.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com