Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahi Lalat dan Tanda Lahir, Kapan Perlu Diwaspadai?

Kompas.com - 09/06/2016, 14:15 WIB

KOMPAS.com - Tahi lalat bisa mempermanis penampilan, terutama jika letaknya di tempat yang tepat. Sementara tanda lahir terkadang justru mengganggu penampilan bila ukurannya besar dan letaknya di bagian yang mudah terlihat.

Para ahli sampai saat ini belum bisa menjawab apa yang terjadi di kulit janin sehingga terbentuk tahi lalat dan tanda lahir.

Tahi lalat dan tanda lahir memang unik dan misterius. Tidak jelas juga mengapa ada orang yang punya tanda lahir sementara yang lain tidak.

Meski tahi lalat dan tanda lahir tidak berbahaya, tetapi terkadang keberadaannya bisa menjadi pertanda adanya gangguan kesehatan.

Secara umum ada dua jenis tanda lahir, vaskular atau pertumbuhan pembuluh darah di kulit yang berleban dan kelebihan produksi pigmen (pigmentasi).

Tanda lahir yang terjadi akibat pigmentasi misalnya saja moles (tompel), mongolian spot (biasanya muncul pada bayi yang lahir dengan kulit gelap, lokasinya di bokong atau punggung bawah), dan cafe au lait spot (bercak besar berwarna kecokelatan seperti kopi susu).

Meski tanda lahir tersebut tidak berbahaya dan seringkali akan menghilang seiring dengan usia, tetapi waspadai jika terus membesar atau warnanya berubah.

Pada tipe yang kedua, yaitu vascular biasanya dimiliki bayi yang baru lahir dan akan menghilang ketika bayi menginjak usia 18 bulan.

Jenis yang perlu diwaspadai adalah hemangiomas, berwarna merah muda seperti stroberi. Sebenarnya tanda lahir ini adalah tumor di dekat pembuluh darah. Walau banyak juga yang menghilang saat bayi berumur 2 tahun, tapi sekitar 10 persen akan membesar dan menyebabkan berbagai gangguan.

Sementara itu, tahi lalat kebanyakan tidak berbahaya, tetapi hampir 50 persen akan menjadi kanker. Waspadai jika makin lama makin besar, pinggiran tahi lalat bergerigi, atau bentuknya asimetris.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com