Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkes Segera Sempurnakan Regulasi Pemberian ASI

Kompas.com - 09/06/2016, 16:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Kesehatan siap menyempurnakan regulasi pemberian air susu ibu eksklusif dan pelarangan iklan susu formula bayi menyusul terbitnya resolusi tentang nutrisi pada Sidang Kesehatan Dunia (WHA) Ke-59. Kemenkes juga mengevaluasi posisi Indonesia dalam pemasaran susu formula.

Resolusi berisi desakan kepada global untuk mengakhiri promosi produk makanan bayi dan anak yang tidak patut. Yang tercakup dalam resolusi ialah susu formula lanjutan dan susu pertumbuhan yang menargetkan bayi berusia 6 bulan hingga 3 tahun.

Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes Anung Sugihantono, Selasa (7/6), di Jakarta, mengatakan, Kemenkes mendukung kebijakan pemberian ASI eksklusif dan penghentian promosi susu formula bayi tidak etis. "Ada iklan, setelah minum susu formula badan anak tinggi. Itu, kan, tidak pas," kata Anung.

Nantinya, implementasi resolusi di tingkat nasional bertahap, tetap memperhatikan regulasi dan situasi dalam negeri. "Kami akan melihat lagi semua regulasi terkait ASI," ujarnya.

Kemenkes juga akan melihat posisi Indonesia dalam pemasaran susu formula bayi, sebagai kontributor utama atau sebatas pangsa pasar. Yang juga akan dilakukan ialah menyosialisasikan resolusi WHA, termasuk kepada industri susu formula.

Ketua Umum Sentra Laktasi Indonesia Wiyarni Pambudi berharap, resolusi WHA membuat pemerintah kian kuat menegakkan kebijakan ASI eksklusif dan memperluas cakupan pelarangan promosi hingga produk susu formula bayi 6 bulan-3 tahun.

Dengan demikian, industri tak lagi promosi tidak etis. Contohnya, susu formula mengandung DHA yang diklaim meningkatkan kecerdasan. Pemberian DHA tidak sehebat itu.

Pada pernyataan tertulisnya, Chief of Nutrition Unicef Indonesia Harriet Torlesse mendorong Indonesia melahirkan regulasi pelarangan iklan dan promosi susu formula untuk bayi hingga usia 3 tahun yang kuat.

Skala ekonomi bisnis susu formula di Indonesia amat besar, Rp 25,8 triliun. Namun, ASI eksklusif menyelamatkan 5.377 anak dan menghemat Rp 3 triliun setiap tahun dengan mencegah anak- anak jatuh sakit akibat pneumonia dan diare. (ADH)

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com