Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/06/2016, 09:03 WIB
|
EditorBestari Kumala Dewi

KOMPAS.com - Ditemukannya vaksin palsu membuat banyak orangtua khawatir tentang keamanan imunisasi si kecil. Namun, jangan sampai kekhawatiran itu membuat orangtua memilih anaknya untuk tidak diimunisasi.

Pasalnya, vaksin asli dibuat dengan berbagai penelitian dan uji klinis hingga bertahun-tahun untuk memastikan keamanannya.

Hal itu karena dalam pembuatan vaksin, diperlukan keseimbangan antara manfaat vaksin yang diberikan dengan manfaat yang akan dicapai. Untuk mencapai ini, diperlukan berbagai penelitian jangka panjang sebelum vaksin digunakan.

Tak heran, jika dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan vaksin yang benar-benar aman dan bermanfaat. Menurut buku Panduan Imunisasi Anak yang ditulis oleh Satgas Imunisasi PP IDAI, dibutuhkan waktu sekitar 15-20 tahun untuk membuat vaksin, terhitung sejak vaksin ditemukan di laboratorium hingga aman disuntikkan pada anak-anak.

Proses produksi vaksin melibatkan beberapa produsen vaksin yang telah melakukan pengujian bertahap selama bertahun-tahun untuk memastikan keamanannya.

Sebelum vaksin digunakan, penting untuk melakukan pembuktian keamanan, dengan melakukan uji klinis vaksin. Umumnya, uji klinis diawali pada binatang. Apabila aman, kemudian dilakukan uji klinis fase satu dengan pemberian vaksin pada orang dewasa sehat dengan jumlah terbatas, misalnya hanya 30 orang.

Uji klinis fase satu ini, untuk melihat apakah vaksin dapat diterima dengan baik, tana menimbulkan efek buruk pada orang dewasa sehat.

Setelah itu, dilanjutan uji klinis fase dua, yaitu diberikan pada kelompok yang rentan terhadap penyakit yang akan dicegah. Uji klinis fase dua ini untuk melihat efektivitas vaksin dengan mengukur kadar antibodi dalam darah.

Dalam uji klinis fase dua ini juga ditentukan dosis, jadwal, dn umur yang tepat untuk pemberian vaksin.

Jika hasilnya baik, dilanjutkan dengan uji klinis fase tiga terhadap anak ata bayi dalam jumlah terbatas. Fase ini untuk melihat daya pencegaha vaksin terhadap peyakit yang akan dicegah pada kelompok anak atau bayi.

Halaman Selanjutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com