Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Netizen" Desak Pemerintah Buka Data RS dan Distributor Pengedar Vaksin Palsu

Kompas.com - 28/06/2016, 11:19 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Petisi agar pemerintah mengumumkan nama-nama distributor, rumah sakit, atau klinik yang terindikasi menggunakan vaksin palsu muncul di dunia maya.

Petisi yang berjudul "Selamatkan Nyawa Bayi/Balita Indonesia. Usut Tuntas Pemalsuan Vaksin di Indonesia" tersebut telah didukung lebih dari 17.000 tanda tangan dalam 24 jam di laman Change.org.

Inisiator petisi tersebut, Niken Rosady, dari Komunitas Orangtua Sadar Imunisasi Indonesia, mengatakan, petisi ini muncul karena kekhawatiran para orangtua.

Dalam petisinya, Niken mengajak para orangtua Indonesia untuk mendukung penyidikan kasus vaksin palsu ini dan meminta Polri membasmi secara tuntas pemalsuan vaksin dan mendukung penindakan tegas bagi para pelaku.

Dia juga meminta pemerintah, Bareskrim, dan pihak berwenang lainnya untuk mengumumkan nama-nama distributor, rumah sakit, klinik, atau tempat kesehatan lainnya yang terindikasi dan/terbukti menggunakan vaksin palsu.

"Kita harus mendukung pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan untuk men-disclose daftar distributor, RS/klinik/tempat layanan kesehatan yang menggunakan vaksin palsu ini guna transparansi," kata Niken dalam update petisinya.

Dwi Ana Muji Lestari, seorang penanda tangan petisi, dalam komentarnya mengatakan, "Sebagai ibu dari anak yang lahir tahun 2012 saya juga merasa marah, kecewa, dan sangat khawatir. Segera usut tuntas peredaran vaksin palsu. Data semua buyer baik itu rumah sakit, apotek dll, dan sebarkan ke masyarakat. Para orangtua juga berhak tahu dan bisa menentukan apakah anaknya perlu imunisasi ulang!".


Hal senada diungkapkan Rea Adilla. Dia mengatakan, "Sebutkan nama rumah sakit dan kliniknya. Sudah capek dengan berita lembaga kesehatan komersil yang kerjanya sembarangan. Masa bisa sampai beredar bertahun-tahun kalau tidak ada permintaan".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com