Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Kesalahan Berbahaya yang Sering Dilakukan pada Mata

Kompas.com - 01/07/2016, 11:05 WIB
Lily Turangan

Penulis

KOMPAS.com - Menurut Daily Mail, ada seorang mahasiswa di Taiwan yang terus memakai lensa kontak sekali pakai selama enam bulan dan berakibat amuba bersarang di matanya.

Kita tidak tahu apakah cerita ini benar atau tidak, tapi itu adalah pengingat yang baik bahwa mata Anda perlu dijaga dengan baik dan benar, sama halnya dengan anggota tubuh yang lain.

"Ada hal-hal yang sangat umum harus Anda lakukan untuk menjaga mata," kata Richard Shugarman, gelar M.D., F.A.C.S., profesor ophthalmology di University of Miami dan juru bicara American Academy of Ophthalmology. Mari kita kenali beberapa kesalahan yang dapat berefek buruk untuk mata:

 

Berolahraga tenis tanpa pelindung

Kegiatan seperti tenis dan badminton dapat mengakibatkan kerusakan besar jika Anda tidak hati-hati. "Beberapa jenis olahraga bisa menyebabkan cedera mata, yang sebenarnya bisa dicegah dengan memakai kacamata pelindung polikarbonat yang tepat," kata Shugarman.

Tulang di sekitar mata Anda biasanya membantu melindungi mata dari empasan benda dari luar, tetapi sebuah benda kecil seperti bola tenis atau badminton dapat mengarah tepat ke tengah mata Anda langsung.

 

Memakai lensa kontak terlalu lama

"Saya pernah menangani pasien yang kehilangan jaringan parut permanen dan kehilangan penglihatani akibat memakai lensa kontak terlalu lama," kata Shugarman.

Lensa kontak bertempat tepat di atas kornea, yang tidak memiliki pembuluh darah untuk membawa oksigen ke area mata tersebut. Sebenarnya, air mata bertugas melembabkan kornea, tapi air mata tidak bisa melakukan tugasnya karena terhalang kornea.

Selanjutnya, lensa, kontak Anda bisa membentuk lapisan film di sekitar kornea jika tidak dibersihkan secara teratur. Penumpukan jaringan film ini juga dapat memblokir aliran oksigen ke kornea Anda. Hasil akhirnya adalah, kornea mata Anda rusak dan menjadi lebih rentan terhadap kuman.

 

Mengucek mata

Mungkin, inilah hal buruk yang paling sering orang lakukan terhadap mata, kata Shugarman. Orang mengucek mata biasanya karena merasa ada benda asing yang masuk. Jika Anda kucek, benda itu akan masuk semakin dalam dan bisa melukai mata.

Cara paling baik untuk mengatasinya adalah dengan berkedip-kedip cepat dan lama, sehingga keluar air mata yang membantu mengusir benda asing itu.

Atau, bersihkan mata dengan air bersih mengalir. Jika keluhan masih ada, segera hubungi dokter spesialis mata.

 

Bertukang tanpa kacamata pelindung

Pekerjaan bertukang di rumah sepertinya tidak berbahaya. Tetapi, memerbaiki rumah tanpa kacamata dapat membahayakan penglihatan.

"Saya juga pernah menangani pasien yang matanya luka, karena memalu logam, lalu ada bagian logam terlepas dan terbang ke mata mereka," kata Shugarman.

Pekerjaan semacam ini menciptakan partikel kecil yang sangat mungkin terbawa angin dan menuju mata. Karena itu, gunakan kacamata pelingdung untuk mencegahnya.

 

Tidak membawa sunglasses

Meskipun Anda tidak berencana berjemur di pantai, sunglasses hendaknya selalu diibawa, kecuali Anda bepergian di malam hari.

Meski Anda tidak melihat langsung ke matahari, pantulan sinar UV dapat mengakibatkan photokeratitis alias kebutaan akibat sinar yang terlalu silau. Sunglasses juga berguna melindungi mata dari debu yang beterbangan ke arah mata Anda.

 

Mengenakan lensa kontak di dalam air

Entah itu air laut, air di bathtub atau kolam renang, sebaiknya hindari mengekspos lensa kontak Anda dengan air.

"Jangan juga menyimpan lensa kontak di dalam air biasa, bukan larutan garam steril," kata Shugarman.

"Air merupakan tempat berkembang biak beragam jenis parasit yang pada kasus yang berat bisa menyebabkan Anda kehilangan penglihatan.

 

Tidak mengunjungi dokter mata ketika ada sesuatu yang salah

Jika ada sesuatu yang terasa salah dengan mata Anda, walau berupa gangguan kecil, tetap penting untuk menghubungi dokter mata Anda sesegera mungkin.

"Begitu banyak hal yang salah dengan mata, mudah diperbaiki pada awalnya. Tapi, karena terlambat ditangani akhirnya menjadi parah dan sulit untuk diobati," jelas Shugarman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com