Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fungsi Seks Ibarat Otot, Harus Rajin Dilatih

Kompas.com - 02/07/2016, 21:00 WIB

KOMPAS.com - Berapa pun usia kita, tentu kita akan senang jika memiliki kehidupan seksual yang terus membara. Tetapi, jika kita sudah lama tak berhubungan seks apakah fungsi organ seksual akan terganggu?

Pria dan wanita mencapai puncak seksual mereka antara akhir usia belasan sampai awal 20-an. Kemudian seiring bertambahnya usia, kehidupan seksual akan mulai menurun.

Seks yang aktif sebenarnya merupakan tanda tubuh yang sehat. Seks itu seperti otot, jika kita tidak melatihnya maka ia akan hilang. "Semakin sering Anda berhubungan seks, makin percaya diri Anda untuk melakukannya," kata April Masini, pakar seksologi.

Dengan modal berupa rasa percaya diri dan ikatan yang lebih kuat dengan pasangan, maka kepuasan seksual akan lebih mudah digapai.

Penelitian juga menunjukkan, pria yang berhubungan seksual seminggu sekali lebih jarang mengalami gangguan ereksi, dibandingkan dengan pria yang jarang bercinta.

Ereksi membantu kesehatan saraf di bagian penis, dan ini pada akhirnya memperkecil risiko disfungsi ereksi, suatu kondisi yang membuat penis tidak cukup tegang untuk berhubungan seks atau tidak bisa bertahan lama.

Tapi, apa yang terjadi jika pria sudah terlanjur mengalami disfungsi ereksi? Dr.Fran Walfish, psikoterapis dan penulis buku The Self-Aware Parent, menyarankan untuk melakukan aktivitas seksual selain penetrasi. Misalnya saja seks oral, saling menyentuh, penggunaan sex toys, dan masih banyak lagi.

Walau begitu, perlu diketahui bahwa disfungsi ereksi juga bisa terjadi karena adanya penyakit tertentu. Pria yang menderita diabetes menahun dan juga penyakit jantung dan pembuluh darah, juga beresiko mengalami gangguan ereksi.

Manfaat seks secara teratur pada wanita juga sama seperti pria. Makin sering berhubungan seks, makin mudah wanita merasa terangsang dan tidak ada gangguan lubrikasi.

Ketika seorang wanita berhenti berhubungan seks, selama beberapa waktu tubuhnya akan mengurangi hormon tertentu sehingga ia tak mudah terangsang.

(Medical Daily)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau