KOMPAS.com - Fenomena game Pokemon Game tampaknya sekarang menguasai lini masa media sosial belakangan ini. Game terbaru ini membuat kita jadi keluar rumah dan rajin bergerak.
Beberapa pelari juga ikut demam permainan ini, menggunakannya sebagai alasan baik keluar rumah dan berlari. "Tidak hanya berkeliaran di sekitar rumah, saya jadi bisa keluar berlari atau membawa anjing jalan-jalan," kata Kyle Overdeep, 26 tahun, seorang pelari dan peneliti post doktoral yang tinggal di Florida.
Berlari membantu Overdeep naik level lebih cepat dibandingkan hanya berjalan. "Anda lebih cepat mendapat Pokestop (untuk mengumpulkan bola) dan menemukan monster," katanya.
Selama lari saat makan siang di Runner's World, editor digital Brian Dalek mencoba Pokemon Go. Ia mengatakan awalnya lari terasa menantang karena ia tergoda untuk fokus pada avatar digital di Poke universe, bukan pada jalan di depan. Tetapi kemudian ia belajar, terus menerus melihat layar bukan lagi masalah.
"Setiap kali mendekati sesosok makhluk, telpon bakal bergetar memberi tahu saatnya menangkap makhluk itu," kata Dalek. "Dari perspektif lari, game ini menjadi lebih menyenangkan dan aman di jalanan ramai. Saya berhasil menangkap 11 Pokemon saat lari santai 6,5 km," katanya.
Tetapi keuntungan sesungguhnya menjadi pelari terjadi setelah berhasil mengumpulkan telur. Telur yang dapat diambil dalam permainan akan menetas menjadi monster-monster yang sedang dikoleksi. Tetapi game juga mengharuskan kita menempuh jarak tertentu : dua, lima bahkan 10 km, bergantung telur sebelum menetas.
Game juga tidak membolehkan kita berlari terlalu cepat sehingga kita tak boleh naik mobil untuk menetaskan telur. Dan lari adalah cara yang paling baik untuk menetaskan monster baru sekaligus menyehatkan tubuh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.