Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/08/2016, 13:15 WIB
Kontributor Health, Dhorothea

Penulis

Sumber time.com

KOMPAS.com - Tinder adalah aplikasi ponsel untuk bertemu calon pasangan. Riset baru menemukan orang yang memakai aplikasi itu cenderung berpikir negatif terhadap diri sendiri.

Riset baru yang meneliti dampak psikologis aplikasi kencan populer itu dipresentasikan di konvensi tahunan American Psychological Association. Dalam studi tersebut, peneliti menanyai sekelompok 1.300 orang yang sebagian besar mahasiswa. Mereka diminta memberi rating bagaimana perasaan mereka terhadap diri sendiri lewat kuesioner dan laporan yang dibuat sendiri.

Pertanyaannya seperti apakah mereka puas dengan paha milik sendiri, kecenderungan untuk membuat perbandingan fisik dengan orang lain. Di akhir kuesioner, mereka ditanyai apa alasannya menggunakan Tinder.

Dibandingkan dengan orang yang tak memakai aplikasi kencan, pengguna Tinder memiliki rasa percaya diri lebih rendah, dilaporkan kurang puas dengan wajah dan penampilan serta malu dengan tubuh sendiri.

Mereka juga cenderung berpikir bahwa dirinya adalah obyek seksual, memakai standar ideal masyarakat soal kecantikan, membandingkan penampilan dengan orang lain dan terus menerus memonitor bagaimana penampilan mereka.

Hal ini terjadi pada pria dan wanita. "Jika mereka memakai Tinder, mereka melaporkan lebih banyak skor negatif dari semua ukuran kami," kata Trent Petrie, salah satu penulis paper dan profesor psikologi di University of North Texas.

"Kami berpikir itu cukup menarik, melihat jenis kelamin biasanya menentukan respon wanita atau pria terhadap kuesioner ini," katanya.

Ternyata wanita biasanya merasa paling buruk terhadap diri sendiri. Tetapi hasil yang paling mengejutkan adalah pria, bukan wanita, pemakai Tinder ternyata merasa memiliki harga diri paling rendah.

Hal itu mungkin saja karena lebih banyak pria memakai Tinder. Riset sebelumnya membuktikan bahwa wanita lebih cerdas dalam bermain aplikasi kencan itu. Tetapi sering menjawab ya di aplikasi itu, berarti juga harus menanggung risiko lebih besar untuk ditolak.

"Laki-laki pada dasarnya ada di posisi yang sering dialami wanita. Bahwa dalam aplikasi perkencanan mereka sedang dinilai atau dilihat apakah seseorang tertarik pada mereka berdasarkan penampilannya. Pria lebih cenderung mendapatkan penolakan. Ini dapat berdampak negatif terhadap pria muda," kata Petrie.

Pada studi selanjutnya, peneliti berencana melihat alasan orang menggunakan Tinder, apakah hanya untuk melihat seseorang yang cocok dengan mereka atau mencari pasangan yang sesuai dengan kesejahteraan psikis mereka.

Riset dari kelompok lain mengindikasikan sebagian besar orang yang ada di Tinder mencari hiburan, bukan untuk menemukan pasangan seks atau pun kencan dan cinta sejati.

Studi itu tidak menemukan Tinder membuat seseorang merasa lebih tidak suka terhadap tubuhnya sendiri dan apakah orang dengan harga diri rendah cenderung lebih menggunakannya atau ada alasan lain. "Tetapi secara umum, kami bisa bilang ketika Anda menggunakan platform media sosial saat ini, Anda menempatkan diri sendiri untuk dievaluasi," kata Petrie.

Saran dari psikolog: pertimbangkan mengapa Anda memilih berada di sana. "Platform ini mungkin bukan tempat terbaik untuk mendapatkan validasi bahwa Anda orang yang menarik," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com