Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gejala Serangan Asma dan Pertolongan Pertama yang Bisa Diberikan

Kompas.com - 25/08/2016, 14:00 WIB

KOMPAS.com - Serangan asma sering muncul tiba-tiba, tanpa kenal tempat dan waktu. Seperti yang terjadi pada mendiang istri Tukul Arwana, Susiana yang diduga meninggal dunia akibat serangan asma di kamar tidurnya.

Dalam beberapa kondisi atau keseharian seringkali penderita asma tidak disiplin membawa obat pelega napas. Akibatnya, orang-orang di sekitarnya seringkali panik dan bingung memberikan pertolongan yang sesuai.

Dokter spesialis paru, Budhi Antariksa mengatakan, setiap penderita asma biasanya sudah mengetahui gejala saat serangan asma itu datang. Anda perlu waspada dan mengenali seksama.

Ciri-cirinya adalah ketika tenggorokan mulai gatal, nyeri di dada dan batuk, maka penderita asma dapat langsung menyemprotkan obat pelega napas yang dibawanya, sebelum napas berbunyi 'ngik-ngik' atau 'mengi' timbul.

Penderita asma selalu disarankan membawa obat pelega napas ini kemana pun dan kapan pun dia pergi.

Namun ada kalanya mereka tidak disiplin, baik karena menganggap enteng penyakitnya maupun karena lupa. Ketika serangan asma datang, orang-orang disekitarnya panik ingin membantu tapi bingung bantuan yang harus diberikan.

Guru Besar Bagian Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Persahabatan, Faisal Yunus, mengatakan pula, asma terjadi karena penyempitan saluran napas dan kekurangan oksigen.

Karena itu, saat serangan asma tiba dan penderita tidak membawa obat semprot pelega napas, bawa penderita ke tempat yang lapang dan bebas dari kerumunan orang agar tersedia banyak oksigen.

Setelah itu, longgarkan baju penderita hingga dapat bernapas dengan lancar. Jika ada oksigen, penderita dapat diberi bantuan oksigen. Selanjutnya, cari pertolongan medik dengan membawanya ke rumah sakit.

"Untuk serangan asma ringan, dengan mengistirahatkan penderita saat serangan terkadang sudah cukup. Namun untuk serangan berat, jelas tidak memadai," kata Faisal pada Kompas Health.

Cara lain, ditambahkan Budhi. Saat serangan datang tiba-tiba dan tidak membawa obat semprot pelega napas, obat pelega napas yang dijual bebas di warung-warung dapat digunakan. Namun obat warung ini fungsinya sama dengan obat semprot sebagai pelega napas, bukan penyembuh asma.

"Konsumsi obat ini akan membuat proses perbaikan penderita lebih baik, dibandingkan jika bunyi napas mengi-nya sudah terjadi," ujarnya. (Tabloid Nova/Ade Ryani)

  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com