Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merawat Buah Pisang, dari Bibit Hingga Berkulit Mulus

Kompas.com - 26/08/2016, 19:00 WIB
Dian Maharani

Penulis

Para pekerja ini perlu tenaga ekstra untuk membawa minimal 10 tandan pisang dalam satu rangkaian kabel tadi. Mereka bisa berjalan sejauh 2-4 km untuk sampai di tempat pembersihan buah dan pengemasan.

Perkebunan milik NTF memang sangat luas. Berbatasan dengan Taman Nasional Way Kambas, perkebunan ini memiliki luas 3.700 hektar. Sekitar 1.268 hektar digunakan untuk perkebunan pisang.

Oom mengatakan, tenaga manusia tetap digunakan untuk mengurangi polusi jika tandan pisang itu harus dibawa menggunaan kendaraan. Para pekerja dengan total 5000 orang itu juga tidak boleh mengotori area perkebunan, misalnya dengan pipis dan buang air besar sembarangan.

Pembersihan pisang

Tiba di ruang pengemasan, sisir demi sisir pisang yang masih berwarna hijau dibersihkan dengan direndam air segar. Menurut Oom, hal ini untuk menurunkan getah pisang sehingga tidak menodai kulit pisang.

Dari rendaman air, pisang kemudian ditimbang dan diseleksi berdasarkan ukurannya. Seleksi untuk pisang yang akan diekspor pun dilakukan di sini. Dari masih berwarna hijau, pisang akan sampai di tempat penjualan sudah berwarna kuning. Penyimpanannya pun dengan suhu yang sudah diatur dan menggunakan box khusus agar pisang tidak saling tertindih.

Semua kerumitan perawatan itu bertujuan agar setiap pisang Sunpride maupun Sunfresh dapat dikonsumsi dalam kualitas terbaiknya. 

Marketing and Communications Manager produsen buah-buahan PT Sewu Segar Nusantara, Luthfiany Azwawie mengatakan, kualitas buah-buahan segar yang tumbuh di bumi pertiwi ini pun tidak kalah dengan buah-buahan impor.

Sebab, perkebunan  PT Nusantara Tropical Farm sudah menerapkan good agricultural practice (GAP) sehingga dapat mengekspor buah pisang Cavendish dan nanas honi ke beberapa negara. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com