LAMPUNG TIMUR, KOMPAS.com - Matahari seolah-olah muncul lebih dari satu siang itu. Tapi, Joko Hartono tetap betah menengok bibit-bibit pisang di area Nursery (kebun bibit) PT Nusantara Tropical Farm, Lampung Timur, Rabu (24/8/2016) lalu. Meski area Nursery cukup teduh karena ditutupi jaring-jaring, udara di bawahnya tetap terasa panas.
Sebagai Kepala Bagian Nursery PT Nusantara Tropical Farm, Joko memang rutin mengecek kondisi bibit pisang yang didapat dari hasil metode pembiakan kultur jaringan itu. Bibit pisang itu layaknya seorang anak yang dirawat agar tumbuh menjadi orang dewasa yang sehat dan berkualitas.
Tugas Joko dan timnya adalah merawat bibit dengan pemberian makanan dan minuman, serta mencegah jangan sampai bibit terkena penyakit. Yang paling mengkhawatirkan adalah penyakit fusarium karena bisa mematikan tanaman.
Setiap bibit unggul ini kemudian akan ditanam dan tumbuh menjadi pohon pisang yang besar. Nah, di sinilah awal mula didapatkannya buah pisang Sunpride yang berkulit mulus dan kuning cerah itu.
Office Strategic Management PT NTF, Oom Aulia Amrullah mengatakan, setidaknya ada tiga kunci perawatan pisang yang baik.
“Kunci perawatan pisang ini, pertama cukup air. Air jadi penentu awal, kalau kemarau panjang produktivitas bisa menurun. Kedua, merawat daun. Semakin subur daunnya, pertumbuhan pisang semakin besar. Ketiga, pemberian makan melalui pupuk,” kata Oom.
Untuk perawatan daun, minimal terdapat 12 daun dalam satu pohon untuk mendapat buah yang bagus. Setelah 6-7 bulan ditanam, yang ditunggu-tunggu akhirnya muncul, yaitu jantung pisang. Jantung pisang pun mendapat perawatan dengan insektisida injeksi yang aman sehingga kulit pisang terlindung dari serangan serangga.
Kulit pisang yang mulus
Untuk mendapat kulit pisang yang mulus, sejak dari jantung pisang pun sudah dibungkus kertas. Ini untuk melindungi kulit pisang dari serangan serangga dan terbakar sinar matahari. Pertumbuhan pisang hingga dewasa juga dipantau.
Panjang dan lingkar buah pisang akan diukur dan dilakukan kalibrasi. Idealnya, panjang pisang mencapai 7,5 inci dan kalibrasi minimal 39.
Menurut Oom, ini adalah standar pisang untuk dapat diekspor ke luar negeri. Pisang Cavendish yang berkulit mulus ini pun sudah bisa dinikmati pasar Jepang, China, hingga Timur Tengah.
Mulai dari keluar jantung pisang, sekitar 6 atau 9 bulan kemudian pun buah pisang sudah bisa dipanen. Cara mengambil satu tandan pisang hingga akhirnya buah-buahan itu dikemas juga tidak sembarangan.
Para pekerja itu kemudian akan membawa puluhan tandan pisang yang telah digantung dengan cara menggerek tali yang dikaitkan ke kabel besi tempat pisang digantung. Jalur besi itu akan terhubung hingga ke tempat pengemasan.
Para pekerja ini perlu tenaga ekstra untuk membawa minimal 10 tandan pisang dalam satu rangkaian kabel tadi. Mereka bisa berjalan sejauh 2-4 km untuk sampai di tempat pembersihan buah dan pengemasan.
Perkebunan milik NTF memang sangat luas. Berbatasan dengan Taman Nasional Way Kambas, perkebunan ini memiliki luas 3.700 hektar. Sekitar 1.268 hektar digunakan untuk perkebunan pisang.
Oom mengatakan, tenaga manusia tetap digunakan untuk mengurangi polusi jika tandan pisang itu harus dibawa menggunaan kendaraan. Para pekerja dengan total 5000 orang itu juga tidak boleh mengotori area perkebunan, misalnya dengan pipis dan buang air besar sembarangan.
Tiba di ruang pengemasan, sisir demi sisir pisang yang masih berwarna hijau dibersihkan dengan direndam air segar. Menurut Oom, hal ini untuk menurunkan getah pisang sehingga tidak menodai kulit pisang.
Dari rendaman air, pisang kemudian ditimbang dan diseleksi berdasarkan ukurannya. Seleksi untuk pisang yang akan diekspor pun dilakukan di sini. Dari masih berwarna hijau, pisang akan sampai di tempat penjualan sudah berwarna kuning. Penyimpanannya pun dengan suhu yang sudah diatur dan menggunakan box khusus agar pisang tidak saling tertindih.
Semua kerumitan perawatan itu bertujuan agar setiap pisang Sunpride maupun Sunfresh dapat dikonsumsi dalam kualitas terbaiknya.
Marketing and Communications Manager produsen buah-buahan PT Sewu Segar Nusantara, Luthfiany Azwawie mengatakan, kualitas buah-buahan segar yang tumbuh di bumi pertiwi ini pun tidak kalah dengan buah-buahan impor.
Sebab, perkebunan PT Nusantara Tropical Farm sudah menerapkan good agricultural practice (GAP) sehingga dapat mengekspor buah pisang Cavendish dan nanas honi ke beberapa negara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.