Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/08/2016, 14:00 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

KOMPAS.com - Data penyakit diabetes di Indonesia belum menggembirakan karena jumlah penderitanya terus meningkat. Data Riskesdas 2013 menunjukkan, ada 9,1 juta penyandang diabetes. Tanpa intervensi, jumlahnya diperkirakan naik jadi 16,2 juta jiwa pada 2040.

Diabetes melitus (kencing manis) adalah penyakit di mana tubuh penderitanya tidak bisa mengendalikan tingkat gula (glukosa) dalam darahnya. Jadi, penderita mengalami gangguan metabolisme dari distribusi gula oleh tubuh sehingga tubuh tidak bisa memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup atau tidak mampu menggunakan insulin secara efektif.

Akibatnya, terjadi kelebihan gula di dalam darah sehingga menjadi racun bagi tubuh. Sebagian glukosa yang tertahan dalam darah tersebut melimpah ke sistem urine.

Gejala diabetes yang umum antara lain rasa haus dan keinginan sering buang air kecil terutama malam hari, sering mengantuk, berat badan turun, serta tubuh terasa lemas meski sudah banyak makan.

Dengan munculnya gejala-gejala tersebut, sebenarnya kadar gula darah sudah tinggi dan sudah menderita diabetes. Ini karena diabetes berkembang sejak lama dan awalnya tidak menunjukkan gejala apa pun.

Itu sebabnya lebih dari separuh pengidap diabetes tipe dua tidak terdiagnosis. Mereka baru menyadari penyakitnya saat sudah stadium lanjut dan terjadi komplikasi serius.

Menteri Kesehatan Nila F Moeloek pada peluncuran Gerakan Indonesia Melawan Diabetes di Jakarta, mengingatkan bahaya komplikasi pada penyandang diabetes. Misalnya saja penyakit hati, jantung dan gagal ginjal. Bahkan, gigi pun bisa rusak karena diabetes.

Lawan diabetes

Walau saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan diabetes dengan tuntas, tetapi penyakit ini bisa dicegah.

Berdasarkan data WHO, hampir 90 persen pengidap diabetes disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat. Cara perubahan gaya hidup yang disarankan antara lain menurunkan berat badan jika kegemukan, berolahraga, dan mengonsumsi gula sesedikit mungkin.

Melewati usia 40 tahun, pemeriksaan kadar gula urine perlu dilakukan berkala, minimal setiap tahun, terutama bila ada penderita diabetes dalam riwayat keluarga.

PT.Kalbe Farma Tbk bekerja sama dengan Kementrian Kesehatan meluncurkan Gerakan Indonesia Lawan Diabetes untuk mengajak masyarakat melakukan perubahan gaya hidup dan deteksi dini.

Menurut Ongkie Tedjasurja, Direktur Kalbe Nutritionals, Indonesia Lawan Diabetes memiliki beragam kegiatan, antara lain seminar edukasi diabetes kepada masyarakat awam dan tenaga medis, serta ajakan untuk berpartisipasi dalam 50.000 aksi #IndonesiaLawanDiabetes.

Untuk melengkapinya, tersedia pula aplikasi Diabetes Solution Center masyarakat dapat lebih mudah melakukan pemantauan perubahan gaya hidup. Aplikasi yang dapat diunduh di smartphone ini, memiliki 4 fitur, yaitu Diabetes Diary untuk monitoring kadar gula darah dan dilengkapi fitur pengingat dan alaram; Ask the Expert untuk konsultasi online; Tips and Information seputar penyakit diabetes; Delivery Service untuk kemudahan berbelanja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com