Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/08/2016, 12:35 WIB
Dian Maharani

Penulis

KOMPAS.com - Minuman kombucha cukup populer di beberapa negara. Di Indonesia, kombucha pun bisa temui di beberapa toko makanan sehat dan ada pula yang khusus menjual minuman fermentasi ini.

Kombucha dikenal sebagai minuman teh fermentasi. Ada juga yang menyebutnya jamur kombucha. Padahal, kombucha tidak dibuat menggunakan jamur, melainkan dengan campuran teh, bakteri, ragi, dan gula. Dari hasil fermentasi, minuman ini akan terasa asam. Ada yang bilang baunya seperti bir dan rasanya seperti cuka sari apel

Minuman yang berasal dari China sekitar 2.000 tahun yang lalu ini dipercaya memiliki manfaat bagi kesehatan.

Kombucha disebut dapat menyehatkan rambut, mengatasi batu empedu, membuat awet muda, menurunkan kolesterol dan tekanan darah, melancarkan sirkulasi darah, menghilangkan gejala menopause, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, kesehatan saluran cerna, dan fungsi hati.

Bahkan ada yang mengklaim kombucha bisa untuk detoksifikasi tubuh dan mencegah kanker. Benarkah demikian?

Menurut Direktur Villanova College of Nursing's MacDonald Center for Obesity Prevention and Education (COPE), Rebecca Shenkman, sejauh ini belum ada penelitian yang membuktikan kombucha benar-benar bermanfaat untuk kesehatan dan mengatasi masalah penyakit tersebut.

"Meskipun kaya vitamin B, probiotik dan antioksidan, tidak ada penelitian medis resmi tentang manfaat kesehatan dari minuman ini. Jadi berhati-hati untuk klaim kesehatan," ujar Rebecca seperti dikutip dari LiveScience.

Menurut Rebecca, banyak orang minum kombucha karena menyukai rasanya saja, bukan karena ingin menyehatkan tubuh dengan minuman itu.

Penelitian mengenai kombucha secara khusus memang belum ada. Tetapi, ada penelitian mengenai probiotik yang terkandung dalam kombucha. Menurut National Institutes of Health, probiotik terbukti dapat menyehatkan pencernaan, membantu mengatasi sindrom iritasi usus.

Sementara itu, Mayo Clinic menilai minuman kombucha dapat menyebabkan sakit perut, menimbulkan infeksi dan reaksi alergi, jika pembuatannya tidak steril.

Dari hasil peninjauan bukti klinis mengenai kombucha, The Peninsula Medical School pun belum menemukan studi klinis yang berkaitan dengan khasiat minum kombucha.

Dengan bukti penelitian yang masih sangat sedikit, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengimbau orang dewasa sehat sebaiknya membatasi konsumsi kombucha sekitar 4 ons sehari.

Selain itu, untuk wanita hamil maupun ib menyusui, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum minum kombucha.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com