Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/08/2016, 11:00 WIB

KOMPAS.com - Kadar gula darah berfluktuasi setiap hari dipengaruhi berbagai hal, seperti asupan makanan, aktivitas fisik, hingga obat-obatan. Pada orang yang diabetes, informasi itu memengaruhi regime pengobatan.

Untuk mengetahui variasi kadar gula darah dalam sehari, penderita diabetes (diabetesi) bisa melakukan pemeriksaan gula darah mandiri (PGDM) dengan alat glukometer.

"Dengan alat monitoring gula darah bisa diketahui respon tubuh terhadap makanan atau obat. Misalnya saja kalau habis makan ayam goreng gula darahnya melonjak dari 150 jadi 400, berarti makanan itu terlalu sensitif. Demikian juga dengan dosis obat," kata dr.Em Yunir, Sp.PD-KEMD.

Pengecekan gula darah di rumah diwajibkan untuk pasien diabetes tipe 1, pasien diabetes melitus yang memakai insulin, serta pasien diabetes yang sering mengalami kejadian gula darah terlalu rendah (hipoglikemi).

Selain itu, menurut Em Yunir, pasien diabetes yang perlu mencapai target gula darah tertentu juga disarankan menggunakan alat glukometer di rumah.

"Kalau hanya cek di laboratorium sebulan sekali terlalu panjang. Kalau dengan glukometer sudah ketahuan flukutasinya, dalam satu atau dua minggu bisa diubah regimen pengobatannya," katanya.

Penggunaan glukometer yang dilakukan secara tepat bisa memberikan manfaat yang baik dalam penatalaksanaan diabetes melitus.

Secara umum diabetesi disarankan melakukan pengecekan gula darah sebelum makan pagi dan dua jam setelah makan. Sementara itu pada pengguna insulin pengecekan dilakukan setelah menyuntikkan insulin.

"Hasil pengecekan gula darah itu juga harus dicatat dan dikonsultasikan ke dokter untuk mengetauhi efektivitas pengobatan," ujar Em Yunir.

Selain pengecekan dengan glukometer, diabetesi juga perlu mengetahui kadar HbA1C melalui pemeriksaan di laboratorium setiap dua atau tiga bulan sekali. Kadar yang HbA1C yang baik adalah kurang dari 7 persen.

"Kadar HbA1C ini untuk mengetahui kadar gula darah rata-rata dalam tiga bulan. Semakin sering kadar gula darahnya tinggi, makin tinggi juga nilai HbA1C," katanya.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com