KOMPAS.com – Tubuh langsing umumnya jadi idaman banyak orang, terutama kaum hawa. Namun, sebagian orang memilih mengonsumsi obat atau melakukan suntik pelangsing demi mencapai bentuk tubuh ideal ini tanpa perlu bersusah payah. Amankah?
Jika obat atau suntikan dilakukan di bawah pengawasan medis mungkin masih terbilang aman. Nyatanya, ada saja orang yang sembarang membeli obat pelangsing tanpa tahu dosis atau bahan-bahan kandungannya.
Beberapa obat pelangsing, misalnya, membuat orang yang mengonsumsinya sering buang air besar. Memang, dalam satu minggu berat badan bisa turun satu sampai dua kilogram. Namun hati-hati, kemungkinan bukan lemak yang dikeluarkan melainkan hanya kotoran dalam usus.
Setiap hari, manusia menumpuk satu kilogram sampai dua kilogram kotoran dalam usus. Jadi, jangan bergirang hati dulu jika berat badan turun. Bisa saja obat pelangsing tersebut hanya "membersihkan" kotoran, bukan meluruhkan lemak tubuh.
"Bisa jadi obat pelangsing itu adalah obat pencahar, bukan pelangsing," kata spesialis penurunan berat badan, Grace Judio, dikutip situs web lighthouse-indonesia.com, Sabtu (21/5/2016).
Obat pencahar seperti berbagai jamu atau teh pelangsing, lanjut Grace, hanya merangsang kontraksi usus besar sehingga buang air besar menjadi lebih lancar.
Menurut Grace, obat pelangsing semacam itu bisa membahayakan kesehatan jika terus dikonsumsi.
Pengalaman seperti itu pernah dialami oleh salah satu pasien Grace. Sebelum memutuskan berkonsultasi dengan dokter, pasiennya membeli sembarang pil pelangsing tanpa resep.
"Dia bercerita pernah meminum obat pelangsing yang menyebabkan sering buang air besar. Memang berat turun satu kilogram pada minggu pertama. Namun, setelah meminum pil selama satu bulan perutnya sering perih," tutur Grace.
"Lemak yang sudah 'ditabung' di perut tidak bisa lagi dikeluarkan lewat usus," tegas Grace.
Macam-macam
Obat pelangsing yang asli sebenarnya hanya membantu proses penurunan berat badan. Beberapa jenis obat, contohnya, berfungsi menekan nafsu makan sehingga porsi makanan yang masuk ke tubuh berkurang.
Namun dalam dosis terlalu tinggi, lanjut Grace, pemakaian obat tersebut bisa menaikkan tekanan darah, membuat jantung berdebar tak teratur, pusing, dan susah tidur.
Ada pula jenis obat pelangsing yang mampu meningkatkan pembakaran energi dalam tubuh. Kebanyakan obat ini mengandung kafein yang biasanya terdapat pada teh hijau, tanaman gatu kola, atau buah guarana.
Pemakaian obat tersebut dalam dosis tinggi memiliki efek sama, seperti jantung berdebar dan peningkatan tekanan darah. Jika dosis yang diminum pas, efek sampingnya hanya sebatas mulut kering atau susah buang air besar.
Berikutnya, ada jenis obat pelangsing yang biasanya membantu menurunkan berat tubuh dengan cara mencegah penyerapan lemak dan karbohidrat. Hati-hati, dosis terlalu tinggi pada obat ini bisa menyebabkan diare dan buang angin terus menerus.
Apapun jenis obatnya, penggunaan dalam dosis tepat merupakan kunci keberhasilan diet. Namun perlu ditekankan, obat pelangsing hanya alat bantu proses penurunan berat badan.
Mengubah pola makan dan olahraga harus tetap masuk agenda, sekalipun telah mengonsumsi obat pelangsing sesuai dosis.
Tanpa pengawasan medis, suntik bisa pula berbahaya bagi tubuh. Pemberian injeksi ke dalam tubuh sangat mungkin menyebabkan infeksi jika alat suntik tidak steril.
Dosis salah juga berbahaya, bisa mengganggu organ vital tempat menetralisasi efek obat, seperti ginjal dan hati.
Tak hanya itu, menyuntikkan obat langsung ke pembuluh darah lebih mudah menimbulkan efek samping alergi.
Namun, jangan khawatir, efek samping suntik pelangsing bisa dikendalikan jika dilakukan di bawah pengawasan medis.
Suntikan memang biasa jadi terapi penunjang—bukan paling utama—di banyak klinik penurunan berat badan. Klinik Lighthouse, misalnya, menganjurkan terapi dengan metode invasif dan non-invasif, termasuk lewat suntikan.
Cara-cara itu bertujuan meningkatkan metabolisme tubuh sekaligus membakar lemak. Karena ditangani langsung oleh ahli medis, terapi tersebut lebih terjamin keamanannya.
Meski demikian, mengubah pola hidup sehat dengan mengatur asupan makanan dan berolahraga—sekali lagi—adalah kunci utama upaya menurunkan berat badan. Kontrol diri untuk konsisten meski berat sudah ideal juga penting menjaga tubuh tetap "singset".
"Dari penelitian kami dua tahun lalu, kontrol diri dan pemahaman pasien yang ikut program (penurunan berat badan di bawah pengawasan medis) memang lebih baik dan beratnya turun 3,5 kali lebih banyak dibandingkan hanya konsultasi dan suntik," ungkap Grace.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.