Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/09/2016, 10:00 WIB

KOMPAS.com - Persoalan tes DNA mengemuka saat perseteruan motivator ternama, Mario Teguh dengan seseorang yang mengaku anaknya, yaitu Ario Kiswinar. Tes DNA seolah menjadi satu-satunya cara untuk mengetahui, apakah seseorang itu bapak kandung atau bukan?

Sejatinya, selain tes DNA,ada 4 cara lain untuk memastikan ayah kandung atau bukan. Apa sajakah? Berikut di antaranya:

1. Tes golongan darah

Tes ini sangat murah meriah, bahkan ada yang gratis! Dengan mengetahui, golongan darah anak dan ibu, kita sedikitnya akan tahu atau menerka, apakah benar dia anak kandung, juga memastikan apakah saya ayah kandung anak atau bukan. Misal, bila golongan darah ayah A dan ibu O maka kemungkinan golongan darah anaknya adalah A dan O saja, jika golongan darah anda B berarti ada kemungkinan si kecil bukan anak kandung mereka.

Namun, beda halnya jika ayah Anda bergolongan darah A dan ibu Anda bergolongan darah B, maka golongan darah anak yang dapat diterima adalah A, B, AB atau juga O. Bila kedua orangtua memiliki golongan darah A dan B ini sangat sulit sekali untuk diidentifikasi, apakah mereka orangtua kandung atau bukan. Solusinya, lakukan tes DNA.

2. Kemiripan wajah dan anggota tubuh

Ini salah satu ciri praktis, mudah, dan sejatinya sudah dilakukan selama turun temurun. Ingat, orangtua adalah pewaris genetik, sehingga semua hal yang melekat pada orangtua, termasuk wajah, mimik muka, bentuk hidung, rambut, mata, dan lain-lain akan diturunkan pada si kecil.

Ketidakmiripan penampilan fisik bisa menjadi bahan kecurigaan, apakah benar saya adalah ayah kandung dari anak yang bersangkutan. Kasusnya sudah banyak terjadi. Masih ingat, kan di Amerika, di mana ada dua bayi kembar, tapi penampilan fisiknya sangat berbeda. Bayi yang satu berkulit putih dan berwajah pirang, sedangkan bayi satu lainnya berkulit hitam dengan rambut keriting. Karena curiga, ayah kandung yang berpenampilan bule itu memeriksa bayi berkulit hitam itu. Setelah dicek, ternyata benar. Bayi itu bukan anaknya.


3. Kemiripan karakter

Cara ini memang agak sulit, tapi memang logis. Janin terbentuk dari sperma dari ayah juga sel telur dari ibu. Keduanya mewariskan beberapa karakter pada si kecil dalam kandungan, hingga ia lahir dan dibesarkan. Meski cara ini agak sulit untuk memastikan ayah kandung tanpa tes DNA, tapi semua itu akan berperan dan saling mempengaruhi. Adalah sebuah keganjilan bila anak kandung, karakter dan sikapnya 180 derajat, paling tidak ada 1-2 karakter atau gaya yang sama.

4. Ikatan batin

Aliran darah dari kedua orangtua turut mengalir pada anak, sehingga berbuah ikatan batin yang kuat. Meski agak sulit dibuktikan, tapi berdasarkan pengalaman, pernyataan ini ada benarnya. Bukankah saat bertemu dengan anak setelah berpisah lama, akan terjadi sebuah naluri yang sangat kuat? Begitu juga ketika ada sesuatu pada anak, orangtua kadang ikut merasakannya. (Tabloid-Nakita.com/Saeful Imam)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com