Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/09/2016, 12:06 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Mengetahui apakah tumbuh kembang anak sesuai dengan kurva pertumbuhan normal dapat dilakukan lewat cara sederhana seperti mengukur tinggi badan.

Dokter spesialis anak konsultan endokrinologi, Aman Bhakti Pulungan mengatakan, pertumbuhan tinggi dan berat badan merupakah salah satu indikator penting untuk menilai kesehatan, status nutrisi, dan latar belakang genetik anak.

Ketika anak bertubuh pendek, harus dipastikan apakah ada gangguan kesehatan. Jika karena masalah medis, orangtua pun tak perlu khawatir karena anak bertubuh pendek bisa diobati.

“Banyak yang bisa diobati tergantung apa penyebab anak bertubuh pendek,” kata Aman di AP&AP Pediatric, Growth, and Diabetes Center, Kamis (15/9/2016).

Beberapa kasus anak bertubuh pendek yang harus diobati, yaitu karena kurang hormon pertumbuhan, kurang hormon tiroid, berat badan lahir rendah, dan kelainan tulang bawaan. Harus diobati karena dapat menghambat pertumbuhan anak. Selain itu perlu diwaspadai adanya gangguan pada perkembangan otak, kemampuan kognitif, dan gangguan metabolisme tubuh lainnya.

Pengobatan tentu disesuaikan penyebabnya. Pada kasus kekurangan hormon pertumbuhan dan berat badan lahir rendah, anak bisa diberi tambahan hormon pertumbuhan. Aman mengatakan, periode emas untuk mengobati anak bertubuh pendek karena masalah medis adalah sebelum pubertas.

“Intervensi seharusnya sebelum pubertas. Tapi kalau karena kekurangan hormon tiroid, itu dari lahir sudah harus diberikan. Kalau berat badan lahir rendah, masa emasnya 4 tahun,” kata Aman.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com