Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal HPV, Virus yang Sebabkan Kanker Serviks Hingga Kutil Kelamin

Kompas.com - 19/09/2016, 11:15 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tak banyak yang tahu mengenai Human Papillomavirus (HPV). Berdasarkan AC Nielsen Survey tahun 2013 di 5 kota besar di Indonesia, hanya 2 persen responden yang mengetahui HPV. Minimnya pengetahuan menyebabkan banyak orang tak segera melakukan pencegahan penularan HPV.

HPV merupakan virus umum yang bisa ada pada setiap orang dan mudah menular. Umumnya, orang tak sadar memiliki HPV sebelum terjadi masalah kesehatan serius.

"Penularan HPV 85 persen melalui hubungan seksual, tetapi 10-15 persen bukan seksual, bisa dari tangan, handuk, atau pakaian," ujar Prof. Dr.dr. Samsuridjal Djauzi, SpPD, K-AI dari Indonesian Working Group on HPV.

Ada sekitar 130 tipe HPV dan empat diantaranya paling sering menginfeksi manusia, yaitu tipe 6, 11, 16, dan tipe 18.

Kanker serviks atau leher rahim, adalah jenis kanker yang disebabkan oleh HPV tipe 16 dan 18. Di Indonesia, diperkirakan lebih dari satu wanita meninggal dunia karena kanker serviks setiap jamnya.

Wanita yang sudah menikah berisiko tinggi terkena kanker serviks. Jika HPV telah menular saat berhubungan seksual, dalam waktu beberapa atau puluhan tahun, HPV akan merusak serviks dan menimbulkan kanker.

Bukan hanya kanker serviks

Hal penting lainnya yang tak banyak orang tahu adalah, HPV tak hanya menyebabkan kanker serviks. Ada kanker vulva, kanker anal, kanker orofaring, dan kanker penis juga bisa disebabkan oleh HPV.

Selain kanker, HPV juga menyebabkan tumor jinak, yaitu kutil kelamin. Biang keladi penyakit kutil kelamin adalah HPV tipe 6 dan 11.

"Kutil kelamin bisa pada laki-laki dan wanita. Ini tidak mematikan seperti kanker serviks, tetapi kan sangat mengganggu. Kutil kelamin bisa disembuhkan tetapi mudah kambuh lagi," jelas Samsuridjal.

Sama seperti kanker serviks, hampir 100 persen kasus kutil kelamin juga disebabkan oleh HPV. Menurut Samsuridjal, masalah kutil kelamin pun banyak ditemui. Menurut data WHO tahun 2012, setiap detiknya muncul satu kasus baru kutil kelamin.

Sayangnya, keberadaan HPV masih sering diabaikan. Ketika HPV masuk ke tubuh manusia, memang tidak ada gejala apapun yang muncul. 

"Virus ini cepat sekali menular. Kalau sudah terinfeksi virusnya tenang saja, enggak ketahuan sudah terkena. Makanya kita bilang ini virus yang ramah, tetapi lama-kelamaan merusak," sambung Ketua Indonesian Working Group on HPV, Prof. DR. dr. Andrijono, SpOG (K).

Sudah vaksin HPV belum?

Menyedihkan jika melihat data kasus penyakit karena HPV. Sebab, penularan HPV sebenarnya bisa dicegah. Sudah ada vaksin yang terbukti mencegah HPV dan tentunya sekaligus mencegah kanker serviks hingga kutil kelamin.

Vaksin sudah bisa diberikan kepada anak sejak berusia 10 tahun. Usia anak atau remaja dinilai paling efektif mendapat vaksin HPV untuk mendapat perlindungan seumur hidup dari ancaman kanker serviks, kanker anal, hingga kutil kelamin.

Jika sudah melewati usia anak, tak perlu khawatir. Menurut Samsuridjal, sebuah studi mengungkap vaksin HPV masih bisa diberikan sampai usia 55 tahun.

Akan tetapi, bagi yang sudah menikah atau aktif berhubungan seksual, harus deteksi dini kanker serviks dengan IVA, pap smear, atau tes DNA HPV. Idealnya dilakukan setelah tiga tahun menikah. Jika ditemukan lesi pra kanker pada serviks, tidak diperlukan operasi besar.

Biaya vaksinasi dan deteksi dini akan jauh lebih murah ketimbang biaya jika terkena kanker stadium lanjut. Jadi, jangan lagi abai dengan masalah kesehatan ini. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com