Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pankreas Buatan, Terobosan Baru Pengobatan Diabetes 1

Kompas.com - 04/10/2016, 14:00 WIB
Kontributor Health, Dhorothea

Penulis

KOMPAS.com - Medtronic Plc berhasil mendapat persetujuan di Amerika Serikat untuk produk pankreas artifisial. Produk ini menjadi alat pertama yang otomatis mengalirkan dosis tepat insulin ke pasien diabetes tipe 1.

Persetujuan Food and Drug Administration (FDA) atas alat tersebut dipuji sebagai terobosan baru. Dengan pankreas buatan ini, bakal membebaskan pasien diabetes tipe 1 dari kewajiban memonitor kadar insulin sepanjang hari.

"Alat itu menawarkan kebebasan hidup bagi pasien diabetes tipe 1 tanpa harus terus menerus memonitor secara manual kadar gula darah dan menyuntikkan insulin," kata Dr Jeffrey Shuren, direktur FDA divisi alat medis dalam sebuah pernyataan.

Analis mengatakan persetujuan FDA enam bulan lebih cepat dari perkiraan. Namun alat itu tak bakal tersedia sebelum musim semi 2017.

Alat bernama MiniMed 670G adalah yang pertama yang memiliki sensor glukosa untuk berkomunikasi dengan pompa insulin dan secara otomatis mengatur aliran insulin. Alat tersebut disetujui untuk dipakai usia 14 tahun ke atas.

Alat itu mengatur kadar glukosa setiap lima menit dan otomatis mengalirkan insulin sesuai kebutuhan. Pasien masih diharuskan memberi instruksi pada alat untuk memberi ekstra insulin saat makan dan memberi informasi alat itu ketika olahraga yang berarti menurunkan kadar glukosa.

Diabetes tipe 1 adalah kondisi dimana pankreas memproduksi sedikit atau tak memproduksi sama sekali insulin. Insulin adalah hormon yang dibutuhkan untuk mengambil energi dari makanan.

Pasien diabetes tipe 1 ini harus menyuntikkan insulin beberapa kali sehari. Tetapi gula darah dapat turun dengan drastis dan amat berbahaya ketika terlalu rendah jika terlalu banyak insulin mengalir dalam peredaran darah. Hal ini membutuhkan pasien secara teratur memonitor kadar insulin sepanjang hari.

"Alat ini berarti berarti membebaskan beban seorang pasien dan ia akan berada dalam kadar gula normal di sepanjang hari," kata Derek Rapp, CEO Junivele Diabetes Research Foundation yang menghabiskan 116 juta dolar untuk riset di bidang pankreas artifisial.

Rapp yang memiliki anak penderita diabetes tipe 1 mengatakan, anaknya yang kini sudah mahasiswa itu harus sering terjaga setiap malam untuk diambil darahnya dan dimonitor kenormalan gula darahnya. Jika terlalu rendah, si anak harus minum jus buah atau makan kudapan. Ketika terlalu tinggi, ia harus disuntik insulin.

"Ini berita besar bahwa sebuah sistem baru sudah disetujui, pompa waktu pertama yang akan mengalirkan insulin sebagai hasil dari informasi yang diterima dari sebuah sensor," kata Rapp.

Alat Medtronic itu terdiri dari sensor sebesar koin dengan jarum yang diselipkan di bawah kulit dan terus menerus memonitor kadar gula darah. Alat itu ditempel dengan perekat di bagian belakang. Komponen lainnya adalah pompa insulin yang sering dipakai di perut samping. Salurannya menghubungkan dengan kateter yang mengalirkan insulin.

Pompa insulin saat ini digunakan lebih dari sepertiga pasien di AS yang menderita diabetes tipe 1. Tetapi alat itu membutuhkan penyesuaian manual untuk menyuntikkan dosis insulin yang dibutuhkan. Banyak pasien juga mengenakan sensor yang terus menerus memonitor kadar gula darah.

Beberapa pembuat pompa insulin, termasuk Johnson&Johnson, Tandem Diabetes Care dan Insulet Corp, bersatu dengan pembuat sensor Dexcom Inc untuk membuat alat seperti Medtronic tetapi mereka ketinggalan beberapa tahun di belakang. Begitu menurut analis Jefferies, Raj Denhoy.

Ia mengatakan sistem Medtronic adalah langkah besar bagi pasien diabetes. Pankreas artifisial yang benar-benar otomatis dan tak butuh intervensi seperti saat makan dan olahraga butuh setidaknya lima tahun untuk diproduksi.

Kendati Medtronic belum mengumumkan harga MiniMed 670G, Denhoy menaksir harganya antara $5.000 (sekitar Rp65 juta) hingga $8.000 (Rp104 juta). Sedangkan biaya tahunan untuk sensornya meliputi beberapa ribu dolar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com