Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/10/2016, 11:53 WIB
Dian Maharani

Penulis

Sumber Dailymail

KOMPAS.com - Manfaat pijat bagi bayi telah lama diketahui. Selain untuk meningkatkan ikatan orangtua dengan anak, pijat bayi juga dipercaya dapat membantu merangsang otak bayi dan meningkatkan kesehatan pencernaan.

Akan tetapi, jangan lupa memilih minyak yang tepat saat memijat bayi. Menurut penelitian terbaru di University of Manchester, memijat bayi sebaiknya tidak menggunakan minyak zaitun atau bunga matahari.

Penelitian tersebut menemukan, produk yang selama ini aman dan menyehatkan bagi orang dewasa, ternyata bisa meningkatkan risiko kerusakan kulit pada bayi.

Penelitian ini melibatkan 115 bayi baru lahir. Bayi dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu menggunakan minya zaitun, minyak biji bunga matahari, dan tidak memakai minyak sama sekali selama 28 hari.

Hasil penelitian menunjukkan, minyak zaitun terlalu keras untuk kulit bayi. Peneliti Dr Alison Cooke menjelaskan, minyak bisa terurai menjadi asam lemak yang merusak struktur kulit bayi.

Minyak tersebut bisa merusak pelindung kulit bayi yang masih sangat sensitif. Hal ini memungkinkan terjadinya iritasi, kekeringan kulit, kulit pecah-pecah, berisiko eksim atau peradangan pada kulit bayi.

Peneliti mengingatkan, membran sel kulit bayi sangat sensitif sehingga butuh waktu sekitar dua tahun untuk berkembang secara utuh. Masalah eksim cukup banyak dialami bayi. Faktor lingkungan dan kebiasaan orangtua menggunakan produk yang belum tentu aman untuk bayi diniliai menjadi penyebabnya.

Penelitian ini bisa membuat orangtua bingung mengenai produk apa yang seharusnya diberikan pada bayi. Dermatologis merekomendasikan untuk menggunakan krim yang lembut bagi kulit bayi dan sudah terbukti aman setiap kali dioleskan pada bayi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com