Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hormon Melatonin Perlambat Pertumbuhan Kanker Payudara

Kompas.com - 25/10/2016, 20:24 WIB
Lily Turangan

Penulis

Sumber WebMD

KOMPAS.com - Hormon malam hari yang mendorong kita mengantuk, yang disebut melatonin, ternyata dapat memerlambat pertumbuhan sel kanker payudara hingga sebesar 70 persen.

David E. Blask, MD, PhD, dari Bassett Research Institute di Cooperstown, N.Y., melaporkan penemuannya pada acara tahunan American Association for Cancer Research.

"Hormon melatonin adalah sinyal antikanker yang relevan dengan sel kanker payudara manusia. Sembilan puluh persen sel kanker payudara manusia memiliki reseptor khusus yang dapat menanggapi sinyal ini," kata Blask.

Hormon melatonin keluar dari kelenjar seukuran kacang di otak ketika hari sudah mulai gelap. Blask dan timnya menemukan, bahwa melatonin membuat sel-sel kanker tertidur juga.

Tim Blask mengujicoba teorinya pada tikus laboratorium. Mereka memberi cahaya konstan pada tikus dengan kanker payudara dan menemukan bahwa dengan cahaya konstan tersebut, pertumbuhan sel kanker jadi meroket.

"Dengan cahaya konstan, sel tumor atau kanker tumbuh tujuh kali lebih cepat dan menyerap asam linoleat dalam jumlah yang luar biasa," katanya.

"Pada siang hari, sel-sel kanker terjaga dan asam linoleat merangsang pertumbuhan mereka. Tapi di malam hari sel-sel kanker akan tertidur. Ketika kami menyalakan lampu di malam hari untuk waktu yang lama, kami menekan produksi melatonin dan kondisi kembali menjadi seperti siang hari."

Temuan ini mungkin menjelaskan mengapa perawat yang sering bekerja shift malam memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara dan kanker usus besar.

Blask mengatakan, uji klinis sedang dilakukan untuk melihat apakah suplemen melatonin dapat membantu mengobati kanker.

"Banyak pasien kanker menderita masalah tidur. Melatonin dapat meningkatkan kualitas hidup pasien kanker dengan membantu mereka mengantuk," kata Blask lagi.

Peneliti dari Arizona Cancer Center, David Alberts, MD, mengatakan bahwa ada banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam penggunaan melatonin sebagai pil tidur. Terutama dia khawatir tentang penggunaan pil melatonin yang dijual bebas karena mungkin bisa menyebabkan overdosis.

Namun Blask tidak menyetujui pendapat Alberts. Asalkan suplemen melatonin hanya berisi hormon, Blask tidak khawatir tentang overdosis.

"Dalam penelitian pada manusia, pada dasarnya melatonin tidak mengandung racun. Memang dibutuhkan sangat sedikit melatonin untuk merangsang kantuk pada malam hari, hanya tiga persepuluh miligram. Tetapi Anda tidak dapat overdosis karena melatonin.”

“Efek samping yang mengganggu jika Anda mengonsumsi terlalu banyak hanyalah Anda jadi mengantuk terus-menerus. Saya sendiri tidak khawatir mengenai hal itu," kata Blask.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com