WONOGIRI, KOMPAS.com - Tanaman obat digunakan turun-temurun oleh masyarakat Indonesia untuk menjaga kesehatan. Namun, seiring berkembangnya zaman, tanaman obat yang bersumber dari alam kurang populer di kalangan milenial.
Praktisi Kesehatan Natutal dan Homeopath, Tjok Gde Kerthyasa BHSc (Hom) AdHom mengatakan, generasi muda yang lahir di era internet saat ini semakin terpisah dari alam. Hal itu sangat disayangkan, mengingat khasiat tanaman obat sangat besar.
Tjok Gde menuturkan, tanaman obat termasuk warisan budaya Indonesia yang perlu dilestarikan. Penduduk Indonesia seharusnya bangga karena keanekaragaman hayati Indonesia terbesar nomor 2 di dunia, setelah Brazil. Ada sekitar 7000 tanaman yang berpotensi sebagai obat.
"Di Jawa ada jamu, kalau di Bali punya Usada. Kalau anak muda pikir jamu itu kuno, jadi yang kuno harus dilestarikan," kata Tjok Gde.
Kesadaran masyarakat akan gaya hidup sehat terus meningkat, termasuk tren memilih produk herbal untuk menekan efek samping konsumsi obat kimia. Saat ini permintaan global obat dan suplemen herbal meningkat, 9 persen per tahun.
CEO produsen produk herbal PT Deltomed Laboratories, Mulyo Rahardjo mengatakan, salah satu cara mengenalkan tanaman herbal ke generasi milenial adalah dengan menciptakan produk berbahan tanaman obat yang praktis dikonsumsi dan telah terbukti khasiatnya secara ilmiah.
Menurut Mulyo, generasi muda sebenarnya sudah mulai sadar akan pentingnya menggunakan bahan alami untuk menjaga kesehatan.
Tetapi, masih banyak juga yang belum menyadari hidup sehat karena merasa masih sehat. Untuk itu, PT Deltomed Laboratories mulai membuat produk herbal yang menyasar generasi muda sebagai konsumennya, yaitu Herbana.
"Kita ingin dengan adanya Herbana, anak muda diedukaai untuk peduli kesehatan," kata Mulyo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.